Followers

Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...
Selepas siang yang basah, para pujangga mengira- ngira sajaknya, suara langkah yang lemah mengabarkan gelisah, dan aku mengikutinya dari belakang menahan air mata yang tumpah, tisu dan sapu tangan banyak basah.

>>>

PANTAI PERMAI - SRI AMAN
Pantai Permai dingin di luar batas, tapi entah kenapa merindukanmu bisa sebegini mengigilkan. Namun dengan memikirkanmu bisa menenteramkan perasaan.

Pantai Permai agaknya lama tak diguyur hujan, tanahnya retak kekeringan seperti raga yang seketika kering dalam kerinduan.

Pantai Permai gelap dan sepi dan tak beraturan, gemerlap cahaya menjauhi perlahan, dalam keadaan berselimutkan rindu kau ninabobokan.

Langit malam Sri Aman pun tak berawan, bintang jauh sembunyi sekawan, seperti mengerti penghuninya sedang larut dalam kerinduan.

>>>

Ini bukan lagi November yang berbunga rampai di musim tengkujuh, bukan musim yang basah. Entah kemana mendung ditawan bulan, jalanan terbengkalai yang dibuat dari iklan dan keangkuhan, hanya cakap-cakap kosong yang tak merubah apa-apa. Detik waktu menghitung mundur menanti saat meledak sendiri. Aku juga telah menemukan mimpiku kembali. Menjadi gelandangan puisi dan mengenang kita dalam sajak-sajak ini. Sebab hidup berisi cerita ketidakpastian yang kita tidak fahami.

Nukilan Amran Azahari

No comments:

Post a Comment