Followers

Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...
ibarat roda komuter yang meluncur laju
dari rawang ke sg gadut
putaran waktu terus berlalu
dan meninggalkan butiran debu
tak berhasil membekukan rindu
menata pesona dalam kalutnya jiwa
hanya akan membuat jiwa itu seperti istana pasir
yang tergerus ombak membadai
sungguh tak sanggup aku mencari padanan yang
terlampau
meresap kembang dengan pasti
jika kelak terbersit tanya dalam fikiranmu yang ragu itu
dari apa hati para penyair terbuat?
maka hadapilah bayangan pada kaca
yang tak menyimpan dusta; embun terjelma pada
matamu
celoteh perindu bersemayam pada bibir ranummu
dan matahari di musim semi melesap pada hatimu
hmmm!!
baru kusedar hanya aku dan beberapa orang lagi
tersalah masuk koc wanita yang sesak

>>>

Di angin sore ini rasanya sedang mengejekku
Tabahkanlah.. Pasti ini hanya sebab aku yang rindu
Kau sibuklah kembali dengan isi kepalamu
Mungkin di dalamnya sudah tiada aku
Hingga suara kita yang bertukar di telinga
Bertukar khabar manis meski itu-itu saja
Rinduku, bukan padamu yang raganya jauh melintasi
benua
Hanya yang kau anggap berlebihan dan aku yang
mengada-ngada
.....................
Selain temu yang menentang bisu
Selain rindu yang mengadu pada untaian waktu
Selain benih harap yang kau tabur menuju langit biru
Selain tanya yang selalu menawar cemasmu
Selain mengagumi seorang yang meniti jeda dan
merajutnya satu persatu
Rindu memang seperti itu
Pada pecahan jarak dan ketidakmungkinan
Kita adalah kerinduan yang tidak diperbolehkan
Mengertilah, temu kita hanya untuk melepaskan

Nukilan Ibnu Amar

No comments:

Post a Comment