Mahar sebuah ukwah adalah kebolehpercayaan
..kesaling menyaling .. saat riang dan sedih
Didengar sangat mudah melaksanakan sesuatu yang
kadang sukar dimengerti...
>>>
MENDAKAP INGAT SELALU AKU PADAMU
Ingat lagikah sahabat
saat berdua kita di hujung kampung
berendam di parit , mandi bersama
bisakah kenangan ini terulang kembali
kerna saat ini imbauan riang kita berputar
aku benar-benar merindukan
waktu-waktu kita yang dulu
Di mana adamu sahabat
tiada khabar lagi setelah itu
saat lambaian terakhir perpisahan kita
kau ke utara aku ke selatan
seperti seutas tali
yang tercantas di pertengahan
tidak tercantum lagi
Gocakkan air menggaris rasa
bening warnanya sebening ukwah kita
tawa riang gurauan cuitan meniti di bibir
tiada mungkir oleh secalit luka
Mungkinkah
tautan akan bercantum lagi
ku berharap sekali
semoga rentak hati kita beradu
dalam rasa yang sama
keterujaan dalam rindu
mendakap ingat selalu aku padamu
JaWanis
Senibong, Johor Bahru
18 Disember 2015-9:57am
Nukilan jiwa
>>>
ATURKAN KATA MENJADI PANTUN RINDU
Bagaimana hendak ku lagukan resah
andai menatap pun tak bisa
bagaimana hendak ku kait tenun yang basah
andai hujan rindu tak pernah reda
Berolah tinta madah berhelah
Menyusur jalan mengusik
Andai rindu masih berkisah
Seiring jalan pasti riangnya asyik
JaWanis-181215/10:06pm
>>>
AKU MENGERTI KINI PERGIMU
Sayang
mana jari jemari indahmu
yang bisa menuntun larik rasa
pada huruf-huruf rindu
yang kau cantum gantungkan
menjadi kata-kata cinta di dindingku
Seperti semalam itu
resah dalam nanti itu
diri ini akan yang terus menanti tanpa jemu biarpun
akalku tahu
waktu tak berpihak untukku
kerna detak hati berbisik
rindumu masih milikku
Sayang
Biarpun lukisan riangnya
bukan kita yang akan berayunan sama
cukup rasa itu memenuhi ruang kita
dan ada kenangan yang masih tertinggal
untuk kita sentuh saat imbau pulang
Sayang
Hanya titipan doa
akan selalu ku apungkan
bagai kepulan asap ke langit
yang akan menjadi hujan
menyiram subur untuk semua bahagiamu
biarpun bukan aku yang di sisi
usah sesekali takut aku berkecil hati
aku mengerti kini pergimu
JaWanis
Senibong,Johor Bahru
191215-1:05pm
Nukilan jiwa
No comments:
Post a Comment