kiranya,
lembaran rinduku
tiba-tiba reput
tahulah aku
betapa lamanya waktu
yang mendera penantianku
kiranya,
pantai harapanku
tidak lagi bergelora
Mengertilah aku
laut hatiku
telah kematian deru
kiranya,
embun kesetiaan
masih lagi menitik
percayalah
aku masih menyimpan
selembar rindu
untuk sejuta musim
penantianmu
>>>
sayangku…
sentuh abang dengan titisan hujan..
biar basah seluruh badan..
ingin ku rasakan dinginnya, menyentuh.
meresap hingga ke tulang…
sayangku..
janganlah menyentuh abang
seperti hembusan angin.
terasa di pipi, meskipun dingin..
hanya sepintas lalu..
>>>
dan sempat ku mengutip kenangan yang tertinggal dan menyimpannya di tempat yang indah hari ini. tak perlu menjadi yang terbaik. memadailah jadi yang terindah…kemudian sempurnalah hidupku yang tak sempurna ini.
>>>
petang ini
ingin ku hentikan waktu..
agar bisa ku memelukmu…
petang ini..
rindu ini selalu mengalir..
rindu ini ada setiap kali senyum itu hadir..
di antara himpit waktu tiada akhir.
>>>
malam seolah kelu dan beku
dan aku tersesat
di lembah rindu
>>>
seandainya warkah cinta ini bersatu dalam impian menyelimuti belaian rindu dengan cendekiawan ciptaan syairmu, akan kusingkap kembali memori walaupun kumenggapai rekahan kerinduan semu dimamah bayang kekasih, aku redha
>>>
ketika saya sekarang..adalah masa depan yang
semalam..
dan saya semalam adalah masa lalu saya yang
sekarang..
maka saya adalah masa depan yang dikehendaki masa
lalu..
>>>
sayang……
andainya ku tahu betapa berharganya waktu..
akan ku buat senja tak saja berlalu..
andainya ku sedar betapa rindumu..
pasti ku datang di setiap sepi dahulu..
andainya kau dan aku satu..
>>>
Tuliskan surat cinta untukku dan sebarkan lewat udara.
Biar kuhirup setiap katanya dan kusimpan dalam hati.
Hingga kelak udara tak lagi mampu menampungnya.
Akan kubalas rindumu lewat hembusan nafas terakhir
yang aku punya.
Nukilan AQue SaMe
No comments:
Post a Comment