Bismillah
Telah ku selipkan lembaran harap
Di antara jemariku dan lentik jemarimu
Dalam sama menggenggam erat
Menongkah arus hidup
Untuk dirimu yang kini menakluki hati
Apa kau tahu ada rasa yang tak pernah hilang di
ingatan
Dan juga rindu yang kuncup mengembang sempurna
Buat lelaki sentimental
Aku pun tiada ragu merumuskan aksara
Merangkainya menjadi puisi sejuk
Buatmu yang berhak dicintai
Memeluk peluh yang melulu tentangmu
Dekap dan janganlah hilang lagi
Aku menyerah.... cinta
>>>
Kelmarin kamu tidak lagi seperti hari sebelumnya
Tersenyum dan menunjuk-nunjuk senyumanmu seperti
hari sebelumnya
Sambil memerhati setiap lincah puisi menari seperti hari
sebelumnya
Memelodikan angin-angin sambil meritmakan setiap
lenggok aksaramu seperti hari sebelumnya
Hari ini kamu tidak seperti hari sebelumnya dan
sejujurnya seperti sajak kelmarin-kelmarin yang dulu
sebelumnya
>>>
Dengan hati yang waspada
Ku beranikan membuka apa yang dulu sama sekali tak
ingin ku sentuh
Di sana kamu tersenyum
Melihat ke arahku yang diam-diam mencuri pandang
Kau datang atau tidak
Aku tetap menunggumu di sini
Bukankah kau memintaku untuk menanti
Bukan pergi
Malam ini
Kesepian itu menjadi nyanyian
Menjadi kata yang penuh rima
Penuh makna dan penuh rahsia
Tidak terungkap yang hilang realiti
Aku percaya sepenuhnya padamu
Namun seharusnya kau tahu
Jika aku banyak bertanya kau ada di mana dan dengan
siapa
Bukan bererti aku tidak percaya
Tapi kekhuatiran akan ada yang hadir
Menggantikan aku
>>>
Menanti malam singgah di beranda
Tempat kita bisa menitip lelah yang mendera
Bersama wangi bunga
Rakham dan Ulleq Maddad yang sedang bermekaran
Gemersik angin bernyanyi
Yang diam-diam lelap di hujung hari
Pada bayanganmu yang menemani
Dan selarik puisi senyap lesap di sepanjang savana
Kamukah di sana
Bidadari syurga jelmaan dunia..
Nukilan Ibnu Amar
No comments:
Post a Comment