Followers

Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...
cinta.
hanyalah satu rasa.
ketika ia pudar pada rasa
nikmatnya hilang entah di mana.

Nukilan Pendekar Berkuda
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jiwa merdeka yang meronta
Seperti protagonis dalam ceritera
Kesusasteraan Melayu lama
Tak semudah cerita dari bibir ke bibir
Yang mendengar tak hadam dengan fikir
Yang nyata kelihatan kembangan zahir
Kita sesama bangsa bersatu padulah hendaknya
Kerana merdeka bukan tercatat di Mykad sepenuhnya
Merdeka minda, merdeka jiwa tanpa sengketa

Nukilan Ibnu Amar
Rindu terperangkap dalam kata
Dan engkau sembunyi di dalamnya
Pada asal mula adalah kata
Juga tersusun dari kata
Di balik itu hanya ruang kosong
Yang kian terisi dengan kita

Nukilan Ibnu Amar
'Erat kasih
Tidaklah berpaksi pada tutur hanya
Tidak juga pada perbuatan
Kasih ada didalam hati
Berlapik setia serta jujur
Sememang tiada nampak
Namun itulah sebuah perasaan yang berdendang
Pada insan tercinta'

Salwaqaseeh
Segalanya telah berakhir
Puasku cuba pertahankan
Namun ianya ibarat
Retak menanti belah
Dan akhirnya ia berkecai
Berderai musnah segalanya

aiinina
SADARLAH BANGKIT DARI LENAMu....
By:JaWanis@Nor Azah Bahrim

Juang terus juang
MERDEKA kan tetap milik
usah goyah oleh momokan
sekali berpaling asa
rebah tak mungkin bisa menongkat arah
Sarap lawan sudah ampuh kukuh
dalam sembunyi menyusun tempur
kita di mana ..?
di mana kita anak anak merdeka ..?
MERDEKAkan rasamu
MERDEKAkan fikirmu
lapang pandang tinjau
di mana kita di mana mereka ..?
bukan juang jalanan juanglah di medan
bukan saat menuding
mengajar salah benar
tapi menyusun jalan pulang
kait kembali koyak lompang
oleh onar nanar yang tercalar
yang meruntuhkan dengan senang
mereka dalam sembunyi tersenyum
angan terbangun kan menjadi milikku
oleh anak anak kita yang masih lena tidurnya
jebakan ringgitnya
menjadi ular mengotor lapang
menyasar juang
menyempit ruang
meluas peluang untuk mereka
bangkit ..bangkit ..bangkit lenamu
terlalu lama sudah
empuk tilam tak akan selamanya nyaman
andai tanjak sudah terjatuh
pedang tak bisa terhunus
puncak subur ranap gersang
menjadi padang jarak padang terkukur
saat itu MERDEKAkah kita
di mana MERDEKA kita
sudah tiada harga

SADARLAH
BANGKIT DARI LENAMu....

JB-210815/8:03am
Nukilan jiwa —

****

Dirgahayu Malaysia tanahairku
Dalam hening aku tertunduk diam
Secara tepatnya bukan mengheningkan cipta
Entahlah aku sedang apa?
Secara tepatnya berdiri di keramaian otak yang saling
menyerang
Lenggang-lengguk kanan kiri
Apakah ini pencitraan atau sensasi bangsaku
Sepertinya mereka-mereka sudah muak
Dan bertelagah dalam persepsi kemerdekaan
Aku pun terpaksa mengikuti
Tak mau peduli
Laungan kemerdekaan terpercik bunga-bunga api
Tak apalah, kinipun suasana sudah sepi
Mari kita lanjut menyanyikan lagu Negaraku
Kemudian Jalur Gemilang berkibar di tangan
Kebanggaan

Salam Dirgahayu Tanahairku
Ibnuamar
Bumi kenyalang - 28Ogos2015
Sungguh di sini aku menunggumu
dalam rasa celaru..
namun yg pasti aku kan tetap menunggumu
bergelumang rindu...
biarkan masa menjadi cemburu..
biarkan kenangan menjadi baru..
biarkan bayanganmu menghantu...
kerana ku suka begitu..
aku tetap menjadi perindu..
pada kekasihku ..
yg hilang tanpa restu..
yg mati tak tentu..
yg masih bernadi untukku.....

%%%%

Aku dan cinta...petang2 ku menjadi muram...perlu apa
aku menulis cerita ini buat kamu...tapi selagi ia berbuku
di hati selagi itu aku menjadi tidak mengerti tentang
aku...tidak layak perempuan seusia aku membariskan
kata cinta tapi cinta itu telah menjadi racun di
hatiku...puluhan tahun penawarnya tiada...mencari aku
seperti....entahlah...

Bagaimana mungkin senang dudukku bilamana namaku
sentiasa di pujanya...cadar merah berbunga cinta yg ku
hadiahkan buatnya tigapuluh tahun lalu masih di
jaga,masih di tangannya...ketika dia mula menjejak kaki
ke mahligai gading ku kirim buat hamparan
tidurnya...masih elok tapi tidak di bukanya...bila di
tanya kenapa tidak di buka?jawabnya dgn nada
hiba.."takut di mamah masa..andai di buka cariklah
ia...aku x mahu melihat cintaku carik"aduh aku benar2
terseksa dgn jawapannya...tambah terseksa bila
pepohonan di namakan aku..bila kucing juga di
namakan aku....aku benar benar tidak kuat...bila
pencarian berakhir dengan perkhabaran sebegini....gila
cintaku dan dia.....noktahnya entah di mana....hanya
airmata yg dapat menggambarkan rasa...turut hatinya
menadah kecewa...aku menjadi lara......

&&&&

Merdekaku hari INI
menagih kasih bonda
biar bonda yg menyapu luka
biar bonda yg menjampi sayang
bonda tempatku mengadu kasih yg hilang
bonda...hari ini anakmu kan pulang
sambal belacanmu menjadi keutamaan dulang
di perjalanan sudah ku terbayang
inginku tak pernah kau halang
namun kita cuma merancang....
merancang tidak semestinya terancang
merancang miskipun berpancang
kan hilang jika doa tak di rangsang

Nukilan Nur Ain
REMBULAN NAN HILANG

Putuslah talian di pertengahan
Bagai lenyap mentari gemerlapan
Taman hati gelita sang rembulan
Memadam indah cahaya berkilauan
Terjerumus jiwa ke kancah kedukaan
Tidak ingin lagi mengenangkan
Tidak ingin lagi menaruh harapan
Parut luka ditoreh bak hirisan
Pedih pilu teramat ku rasakan
Dasar hati diluluh dek tikaman
Kira mampu ingin ku padam
Ingin ku hanyut sedalam-dalam
Tanpa perlu diulit rasa suram
Suram gementar suasana kelam
Khuatir terbuai akan duka silam
Awan menitiskan hujan di pinggiran rasa
Musnahlah damba bidadari dunia
Punahlah mimpi mengecapi bahagia
Keterpaksaan memilih jalan sengsara
Asal pisang berbuah sekali saja
Selamat tinggal fitrah manusia
Selamat tinggal misi berdua
Kebarangkalian berpasangan tiada
Menenggelam pahit maung rasa cinta
Dek impian bertalu arus hampa

Khairul Adli Abdullah
12/08/2015
tak ku sangka
dirimu berdusta
ketika berjauhan
kau curang
mencari yang lain
tidakkah kau sedari
hati ini kau sakiti

&&&&

Ada ketika
Ketandusan kata-kata
Bermulalah bahasa bisu
Merungkai segala
Penuh makna
Hanya Dia yang mengerti
Akan kebisuan itu

Nukilan Nuer Anne
Kolaborasi Larra Dhea & Ummu Syafiqah

Larra Dhea/

Barangkali
sepi tidak mahu berbagi
menembuskan rasa mengulit dalam mimpi
lalu malam menyembunyikan air mata
dan sunyi merahsiakan puisi dibalik pelupuk mata...

Ummu Syafiqah/

Sang sepi
diujung mentari
mencari mimpi
dalam ilusi
sang sepi
bertaut rindu
dalam kalbu
terus memburu
sang sepi
mendakap rasa
mencari bahagia
diujung dunia

Sabtu, 22 Ogos 2015
Dinding Rasa, Emotikon smile

%%%%%

Kolaborasi Larra Dhea & Nor Azah Bahrim

Larra Dhea/

Kulihat senja
jingga menemukan rasa
dalam tatap jiwa
dan di setiapnya
ada cerita
tentang kau, aku dan dia
dan rindupun terisak
tersesat menuju jalan pulang...

Jawanis/

Kau , aku dan dia
kisah rindu
yang tak pernah selesai
menuntun pimpin tangan
dalam larik tinta
yang menjadi tatapan jiwa
hingga pada waktunya begitu mengujakan

Rabu, 26 Ogos 2015
Dinding Rasa,
cinta
dalam ungkapan tak semudah makna
dalam berbait erti tak sekecil bunyi
dalam maksudnya tak tercapai kata
dalam sajak tak ramai yang memahaminya
tuhan
aku datang mengadu
sakitnya rindu tidak tertanggung
hati ini benar-benar telah jatuh... cinta
aku cuma mahu tunggu waktu itu
bila agaknya
aku akan berhenti tidur
beralaskan lenganku
dan selesa tidur berbantalkan dada dia?
berkongsi pula teddy bear besar gedabak
kepunyaannya

%%%

berteman lagu caravansary
pastinya aku masih lagi menanti
singgahan sang musafir menghimpun bekal
meneruskan kembara menuju sebuah destinasi abadi

%%%%

Paling aku tidak mengerti
bagaimana aku hendak menyeru-Mu
jika namanya hijab di antara Engkau dengan aku
aku mencari-Mu sekitar alam
kerna mereka berkata alam menjadi dalil wujud Allah
aku pandang pada alam
Allah tidak kelihatan
mana mungkin ada kekuatan alam
mempamer wujud Tuhan
bukankah Allah tidak memerlukan alam
Dia yang zahir dan Dia yang batin
Dia yang awal dan Dia yang akhir
Aku pandang ke dalam hatiku
zat rahsiaku diterangi Rahsia Ilahi
lalu kuselami erti Sufi; Inti ilmu allah dasarnya sifat 20
di mana itu awal mengenal diri
merasakan dan menghayati
akui guna bahasa wujud itu apa bagi diri
apa jua yang nyata
bila aku halakan pandangan ke sana
aku tidak melihat wujud di situ
hinggalah aku halakan pandangan ke dalam hati
baharulah aku melihat wujud menyertainya

%%%%

gantikan bilangan alif ba ta
sehingga huruf habis berkata
memberi petua mengajari kita
barang yang tuli bebal dan buta
jika seseorang melihat pemandangan yang indah
pemandangan itulah yang dirasa indah
Tuhan yang indah tidak dirasakan
dia tertipu di dalam seninya
pada waktu itu nafsunya yang hidup
bukan rohnya yang hidup
itulah yang dirasakan oleh ramai orang di dunia
mabuk rasa kepada kebendaan
berbuatlah ibadat malam dan siang
supaya Nabi terlalu sayang
dengarkan hadith, Firman dan sabda Nabi akhir zaman
dunia ini sekadar pinjaman

%%%%

Kudus maghfirah kudamba kesekian kali
menyentuh sukma yang tunduk meminta
biarlah debu salah pergi berlalu
untuk kulangkah menjadi hamba taat
tunduk sujud hanya pada-Mu

%%%%

tercari-cari sebab
aku akan terus berjalan
hingga aku sampai ke hujung jalan
asal aku dekat denganmu dari hari pertama
kau hadir dalam hidupku

puas ku timbang rasa dalam hati
puas ku kenang segala memori
tanpa sedar jawaban sudah lama ada dalam hati
tanpa sedar pencarianku sendiri adalah kamu

nyanyian jiwaku
bait-bait puisiku
bunga senyumku
itu semua bersebab dan sebabnya adalah kamu

Nukilan Ibnu Amar
malam malam yang semakin suram
saperti bayangan hidupnya
lalu kau pun tersenyum
saat melihat bayangan hidupnya yg demikian
kelam dan mengerikan
ucapmu jgn terus menangis sayang
lihatlah sang sakura yang masih mampu
tersenyum , saat bunganya jatuh berguguran
setelah wanginya dibawa angin semilir
setelah redupnya menjadi teduhan pengembara
dia masih terus tersenyum bila
dedaun kecil muncul mengganti tempatnya
sebelum gugur kebumi , sg sakura berpesan
jgn terus menangis sayang
ikhlaskan segalanya dlm ketulusan
jgn lupa sayang , kirimkan sahaja
hatimu kepada Tuhan

%%%%

semalam datang bersama pelangi petang , hari ini
bertamu titis salju , saat terukir jejak cinta di pohon
ketulusan , perlahan lahan biarkan segala harapan
menjadi akar nan mekar di fragmen kesetiaan , walau
pun aku selalu menanti fajar dinihari kembali , setelah
sang malam hilang dibalik mentari

%%%%

aku selalu menanti fajar dinihari kembali , walau pun
sang malam telah hilang dibalik mentari , lantaran
ombak samudera telah berjanji , pada warna duka tak
mungkin kembali , jadilah aku tetap seorang aku , yang
selalu mengutip rindu , pada santun di jiwamu

Nukilan Ummu Syafikah
Angin Rindu seringkali datang...
namun sesekali datang tiupannya kencang
aku tersandar di pohon ingatan
cabangnya berserakkan
aku tak tahan.....

Ku lempar pandangan di langit jingga
perasaan menjadi tak sangga,
kasih kekasih menjadi dahaga
merana hidup tidak di duga...
aku kecewa......

Ku lihat secebis cahaya di sana..
apakah itu cebisan purnama
yang bakal timbul sempurna
mencerahkan harapan terlaksana.
aku berdoa...

%%%%%%%

Sayang...
kelmarin ku tunggu kau di batas bendang
zahirnya kau tak kan bertandang
namun suaramu ku undang
menyanyikan lagu cinta kita yg malang

sayang...
masihkah ingat tempat ini
warkah cintaku di tanam disini
potretku di pasung di tanah INI
paksa mereka semadikan cinta kita di sini
aku ke daerah ini sendiri
sekadar mencari bayanganmu kembali........

%%%%

Rinduku di lamar...
Pagi ini....
inginku khabarkan pada dunia...
senyumku mekar kembali bak mawar merah
dunia hatiku di warnai..
menyingkirkan wajah dukaku
rinduku di lamar...
dgn cincin kenangan
bertunangku dgn angan angan
bersanding dgn bayangan
aku dan dia di maya bersalaman..
aku puas...
rinduku di lamar...
walaupun cuma suara yg tersekat sekat
namun cinta kita tiada bertakat
ku gembira menerima hakikat..
miskipun hukum masih mengikat..
cukup cuma suara menjadi pengubat...

%%%%

Ku atur kasih ku rangkai sayang
ku tunggu dia walaupun hilang
Ku kejar mimpi di bayang bayang
Ku tanam janji berakar tunjang
Ku ukir senyum bertatih duka
ku lindung nampak biar tak buta
Ku titip mesra sembunyikan lara
namun tidak Ku bekukan cinta
suaramu datang membasah dahaga
menutup rekah kemarau cinta
menoktahkan pencarian bertahun lama
suara menyaksi kekasihku bernyawa
hati berbunga di ulit rasa
Ku sulam harapan ku jalin setia
Ku semat erat ku padatkan cinta
moga tercipta hamparan bahagia....

Nukilan Nur Ain
Kolaborasi Nur Ain & Zie Omar

Nur Ain/

Takkala ku amati lukisan hatimu,
ternyata janjimu padaku masih padu,
tika jemari janjimu menyentuhku
miski beralaskan mimpi,
namun laut itu menjadi saksi
janjimu masih di hati
aku...menanti...
walaupun tak pasti...
namun ku lihat di lukisan hatimu
masih ada cahaya mentari
yg membiasi di laut kenangan kita
harapan cinta masih ada...
janji kita kan bermahkota

Zie Omar/

Semoga...
Seteguh karang...
Sesetia ombak menyapa mesra pantai...
Semoga...
Sesejuk salju...
Semesra embun...
Sebening sinar senja...
Semoga...

Nur Ain/

mesra embun semalam menyapa subuh
Ku dakapi subuh bergebarkan doa
dingin harapanku..
mohon mentari panaskan kembali
semoga.....semoga


%%%%%%&



Kolaborasi Nor Azah Bahrim & Larra Dhea

Nor Azah/

Rindu lagi tak berarah pergi
berarak angin kelabu
Meniup rinduku
entah ke mana ia mahu
Biarlah...
Punya kasih yang hebat
pasti pulang ke pangku...

Larra Dhea/

Rindu itu selalu bertamu
sekali pergi
sekali datang
tetap menyelinap
kuasa rindu
pasti hati yang tahu
ah, rindu selalu menggamit waktu-waktuku
barangkali jejak kasih yang kau tinggalkn dulu
masih membeku di perdu jiwaku...

Nor Azah Bahrim/

Tak bisa ku lepaskan
walau bibir mengatakan...
biarlah...
ah, indahnya mendakap
kejap di ingatan lalunya
rindu yang pergi terus jua
menggamit waktu senggangku
hingga tak mampu
ku nafikan
rindu itu masih ku tunggu..
sampai kini

Larra Dhea/

Adakala rindu menyeksa waktu
hingga aku tergugu dalam kelu
meskipun rindu itu biasa bagimu
hingga setiap masa mahu saja berjanji temu
ah, bagaimana pula denganmu?...

Nor Azah Bahrim/

Rindu tak kan pernah habis oleh waktu
Selalu dan selalu meminta
Hingga satu ketika
Sarak mendakap relung hati
Bibir terkunci mata sayuku
Mengirim berkasnya buatmu
Moga ..kamu terlihatkan itu
Ku berharap...

Larra Dhea/

Pada rindu yang menjalar dalam sendu
kutintakan apa yang terpendam di kalbu
pada hati yang meresahiku
cukuplah aku mengeja namamu
sebagai penenang jiwaku
kala waktu merajut rasaku...

Nor Azah Bahrim/

Kerna
adanya kau aku
kisah rindu itu
Tak akan ada habisnya
terus terlakar tak kan mendiam dalam sembunyinya lagi
mengimbar ruangan
saling mengeja rindu
menjadi tatapan ratapan
dan mungkin kan menjadi bualan
Siapa antara kita
...sebenarnya

Larra Dhea/

Haruskah aku teriakkan?
Perlukah aku bisikkan?
Sedangkan rindu semakin berserakkan
dalam ratapan malam yang kelam
berharap ruang rindu ini masih ada di hatimu
meskipun diam tetap berharap
rasa ini sampai kepadamu
kerana kau dan aku teramat perlu
meski jarak hanyalah waktu
ya, waktu yang menguji rasaku
dan rasamu...

Nor Azah Bahrim

Yang pasti rinduku rindumu
Tiada ruang lain rindu kan terarah
Pasti ..semua untukmu


%%%%%


Kolaborasi Nur Ain & Ibnu Amar

Nur Ain/

Di ruang ini...
ada nama yg ku lihat.
seperti aku sebelum ini...
bercinta dgn nisan...
yg tak pernah ku temui pusaranya..
apalagi untuk membaca namanya...
acapkali dia hanya menjelma dalam mimpi
malah terkadang aku merasa...
seperti dia ada tapi.....tiada
puluhan tahun...
aku seperti...
bernikah dengan kematian...
tiada akadnya...
kini...
dia ada benar benar ada
suaranya sampai padaku di angin lalu..
bercerita tentang samanya mimpi dia dan aku.....

Ibnu Amar/

Gugur daun petang ke dakap hari
Mentari pudar ke dasar lembayung
Kau dan aku menatap dari dua sudut jauh
Sama waktu, sama rentak musimnya
Sketsa hidup

Disini dirinya bagai kan mati
Disini hilang identiti diri
Hidup bagai kan puta pura

Semuanya lakonan semata
Semua tertulis sandiwara saja

Jiwa tertekan minta simpati
Hati meronta minta dikasihani

Namun apa daya tiada yang mengerti
Segala hasrat nya terkubur mati

Zahirnya nampak bahagia
Batinnya dilanda sengsara

Segalanya kaku
Hatinya menangis
Disebalik senyuman manis
Itulah sketsa hidup
Dalam satu citretera dalam
Sebuah kehidupan yang
Penuh dugaan seseorang
Yang bernama wanita

Aina Zarra
Coretan Hati

~~~~~

Kadangkala kesabaran
Itu menguji hati dan jiwa
Adakalanya ianya hilang
Dengan sekelip mata saja
Walau kita cuba untuk bersabar
Namun kita hanya manusia biasa
Punyai naluri dan perasaan
Kerana kesabaran itu ada batasnya

Aina Zarra
RINDU YANG PERGI..

Saat kau melangkah
Rindu hadir menerjah
Ke manakah arah
Rasaku kan tercurah

Akhirnya inikah
impi segala yang kita janji
Rindu mulai tak berarah pergi
Kasih di semai tercari cari
Sayang di untaian hanya sekadar mimpi

..rindu akhirnya mungkin
bukan milikku lagi

JaWanis-140815/7:42am
Nukilan jiwa

%%%%%

TATAPAN KU SINGGAH...

Saat terpahat lihat
Langkahku terhenti singgah
Menatap ...ada kenangan kita
Lagi di imbas kembali

Bagai berayunan sama
Kita mengukir mengungkit kisah
Tentang masa lalu yang pergi

Mungkinkah
Ada soal yang masih belum bertitik
Atau tanya tak berjawab

Mengapa harus di intai
Andai celah kelam ada sendu

Bisakah berharap
Andai langkahku
Tak pernah kau seru kembali

Hari ini
Catatan mu
Membuatku berhenti melangkah
Kerna ungkitan ceritera kita

Biar bukan untuk mengait
Biar bukan untuk menyatu
Namun sedikit resah itu ada
Kerna
Kisah itu pernah membuat teruja
Seluruh alam...

... biar tak kembali menyatu
Kadang kenangan itu hadir selitkan diri...

Itulah... harga
Waktu yang tertinggal

JaWanis..210715
Nukilan jiwa

%%%%%

Ah, galau rasa
seketika
adakah cinta memang begitu
Saat kita mulai kenal
tiada apa yang tertinggal
namun pabila telah kita lewati
sekian perjalanan bersama
bagai ada yang terkurang
apa lagi tiada intaimu seharian

Cinta
memang benarkan
punya rasa sebegitu
atau
perasaan ku cuma
Sayang..!

JaWanis-260815/2:01am
Nukilan jiwa
Semua itu cetusan qalbu
Walau hanya sepintas
Membuat kita tergamam
Petang ini terbentuk
Dari daun-daun gugur
Yang jatuh dan menyentuh rindu
Saat senja mengintai di balik kaca
Pada asal sendu 140 kilometer
Kita masih sama.. masih bersama

%%%%%%

Betapa langit senja sangat begitu hangat menemani, di
setiap langit sore senja itu selalu dinanti.
terasa hangat menyapa hati yang sebelumnya dingin
terguyur hujan, lalu nampaklah segurat garis berwarna-
warni bernama pelangi melengkung indah di antara
langit berawan berwarna kekuningan selepas hujan.
Air menetes dari dedaunan sisa-sisa hujan begitu
bening terlihat sejuk.
Setelah hujan, setelah dingin yang merenggut
kehangatan di hati ini kini hujan itu telah reda berganti
senja yang hangat.
Aku terduduk di tepian danau yang begitu jelas
keindahannya seakan menyambung pelangi. Aku duduk,
menanti seseorang yang juga menyukai keindahan langit
sore menjelang senja selepas hujan serta pelangi
menghiasi.
Tuhan telah berencana, mungkinkah di sini tempat yang
selalu aku dan kamu senangi tepatnya Tuhan akan
mempertemukan? di waktu yang tepat dimana kita
dapat saling berpeluk menyampaikan cahaya cinta lewat
hangatnya pelukan.
Tak perlu banyak waktu untuk mengutarakan apa yang
aku rasakan selama ini, lewat tatapan yang saling
berpaku lalu senyum tipis yang manis rindu akan
hadirnya seseorang akan terobati.
Langit menjadi saksi bisu di mana jari saling
menggenggam, saling mengisi sela-sela yang kosong.
Kini Tuhan, aku dan kamu saling berpegangan dalam
doa bersyukur atas rencana indah-Nya untuk kita.
Aku dan kamu yang tak pernah tau akan menjadi satu,
saling bertatapan malu akhirnya melepas senyum yang
manis setulus hati yang akan mencintai.
Di waktu yang tepat semua beradu, rindu seakan
menjadi penyatu di bawah langit sore menjelang senja
selepas hujan dengan indah pelangi. Betapa indah
lukisan Tuhan serta begitu indah Tuhan
mempertemukan aku dan kamu dua hati yang akan
menjadi satu atas rencana-Nya yang indah...
Untuk seseorang yang akan kutemukan disaat waktu
yang tepat dan tempat yang kita impikan.

%%%%%%

Jarak busur bulan dan matahari
umpama dekatnya tarawih menghampiri witir
merungkai bahasa tanpa kata
menyorot dengan lirikan mata
menyimpan seribu rasa
seperti kuturunkan kepala di atas debu
saat bertemu-Nya walau jarang lima waktu
Di saat sepertiga malam menerajang jendela
ronga-ronga alam diselubungi sunyi
kembara yang tidak berpenghujung
indah meski lelah meluruhkan segala hasrat
sempurna meski tiap langkah bertanya
panjang dan lama putaran waktu alam lain
menunggu dan menunggu

%%%%%

pada wajah malam
ada jernih tangis yang bersisa
memucatkan warna alam
alun berlagu nada melankolis
menyuntik semangat
pengubat jiwa yang hampa
bulan semakin menjauh
di selimut awan di hujung alam
mengkutublah qolbu dalam nuansa syahdu
mendakapi jiwa tiada sahutan hanya impian

&&&&

sejujurnya saya masih jauh ketinggalan
untuk menangkap sajak-sajak perempuan puisi
cerita sepetang ini dia mengimbau kembali
kisah langit mengirim diksi yang basah
kisah perempuan dengan harapan yang patah
kisah dunia mereka yang pasrah

ia berevolusi dengan suara-suara peduli
dan kemudian menyusup ke dalam kata-kata
menyampaikan nurani
yang sedang dingin terbakar
di hujung-hujungnya ditamatkan dengan suara sayup-
sayup jauh
tetapi meninggalkan remang roma

Nukilan Ibnu Amar
Cinta Sufi

Kelam malam tiada bulan
Hanya menunggumu hai pujaan
Tahajjud cintaku berserah pada Tuhan
Agar kau sentiasa dalam lindungan
Hatiku hiba bukan kepalang
Saat ku dengar kau gering disana
Cintaku yang dititip Yang Maha Esa
Jagalah iman saatku jauh lagi tak nampak
Perjalanan kita ini tidak lah lama
Nantilah aku di pintu syurgaNya
Jika bukan di dunia tempat kita bersama

La illaha illallah.. Muhammadarrasulullah

Nukilan Tina Razak
Kau dan aku
Kesepian dan keinginan
Tentang cinta
Kekeliruan mendesah
Hati bergetar kencang
Perasaan meronta
Alunan diksi terucap di bibir
Seolah kau tercipta untuk ku
Di penantian ini
Aku terlalu mencintai mu
Bersama wadah cinta
Menjanjikan impian indah

Khayla Layla®
Tenanglah sayang...
di laut malam...
biarkan mentari berlabuh..
di kelambu alam...
sang bayu kan menguis
kenangan kita..
menjadi mimpi menimba rasa
kita bertemu sayang..
nanti di birai malam.
kita nanti berbicara.
tentang cinta yg sengsara..
cinta yang lara...
nantikan sayang...
nanti kita berilusi mesra...
kita angankan cinta kita jadi nyata...
ya...cinta kita kan melata..
bercambah semula...
menjadi benih benih asmara...
hingga ke penghujung malam...
dalam mimpi kita bercanda...
di pelabuhan cinta merana......

%%%%%%

Seri dewi malam...
tabir gerbang alam...
jika kawanku yg setia...
simpankanlah rahsia...janjiku dan dia...(lirik lagu)

berjanjilah duhai si dewi malam..
serilah wajahmu dgn amanah lirik berkalam,
simpan rahasia Ku sedalam dalam,
janjimu terpahat...ikrar di sulam..
aku dan dia kasih mendalam..
cinta terhalang menjadi haram..
masa kembara menjadi suram..
bibir mataku menjadi kolam.
bayang wajahmu berbalam balam..
miski kenangan sudah bersilam,
namun kasih tetap Ku siram..

%%%%%%

Sebahagian Hatiku....
Aku cuma seorang wanita,
yang sebahagian hatinya telah hilang
dan sebahagian lagi terpenjara
aku hanya ada mata
yg penglihatanya bersempadan
aku hanya ada mata
buat membaca puisi yg cuma sebahagian
dan sebahagian lagi entah bila ada penyambungan
hanya mata dan sebahagian hati INI
melonjakkan nadiku..
melanjutkan penantian...

pada cinta yg puluhan tahun hilang
Ku belai sebahagian hati INI,
untuk ku cantum kembali
sebahagiaan yg ada pada dia....
tak mungkin hati ini
Ku perlihatkan pada yang lain
kerna kesempurnaannya hanya pada dia
yg kau miliki sekarang
hanya jasad yg sempurna
namun hatinya
sebahagian cuma....

%%%%%%

Takkala ku amati lukisan hatimu,
ternyata janjimu padaku masih padu,
tika jemari janjimu menyentuhku
miski beralaskan mimpi,
namun laut itu menjadi saksi
janjimu masih di hati
aku...menanti...
walaupun tak pasti...
namun ku lihat di lukisan hatimu
masih ada cahaya mentari
yg membiasi di laut kenangan kita
harapan cinta masih ada...
janji kita kan bermahkota
berdayung sayang tak mungkin karam

%%%%%

Kau kirim wajah malammu
suram wajah kota
sesuram cinta kita
namun masih mampu menyala
untuk esok..... mohon masih mampu bercerita
Ku kirim wajah malamku
laut sepi membias rasa
rembulan bercahaya mampu bersinar
untuk esok .....mohon ada yang membenar
terus menyambut mentari panas
buat menghangatkan cinta kita yg tertindas
menjadi andas...melantunkan harapan yg terkandas

%%%%%%

Di ruang ini...
ada nama yg ku lihat.
seperti aku sebelum ini...
bercinta dgn nisan...
yg tak pernah ku temui pusaranya..
apalagi untuk membaca namanya...
acapkali dia hanya menjelma dalam mimpi
malah terkadang aku merasa...
seperti dia ada tapi.....tiada
puluhan tahun...
aku seperti...
bernikah dengan kematian...
tiada akadnya...
kini...
dia ada benar benar ada
suaranya sampai padaku di angin lalu..
bercerita tentang samanya mimpi dia dan aku.....

%%%%%

di ruang sana aku bukanlah aku
terpaksa ku sembunyikan laku
biarlah mereka tak kenal siapa aku
takut simpati menjadi palsu
di sini aku adalah aku
Ku kalamkan ceritamu dan aku
airmata senyum hikayat sendu
menjadi idola pada si perindu

Nukilan Nur Ain
jika nanti
kamu terhempas di lautan duka
ketahuilah bahawa
ada nakhoda cinta menemuimu
dan membawakanmu berlabuh
di pelabuhan bahagia.

Nukilan Pendekar Berkuda
PILU

Pagi yang bening
Yang selalu ku sambut dengan senyuman
Tak lagi menghadirkan riang
Lalu mata ku mulai berkaca
Hingga meredup sore yang temaram

Entahlah
Tak bisa ku seka
Tak bisa ku diamkan alirnya
Terus dan terus
Saat mata menatap baca
Kau kan berlalu
Meninggalkan ku sendiri

Sarat hati menumpuk rasa
Sesak dada tak terungkai kata
Hanya kaca kaca menanti tumpahnya
Aku kau mungkin tak lagi berbagi rasa

...Pilu retak kembali meniti

?salam jiwa cinta sejuta rasa?
JaWanis-090815/4:38pm
Nukilan jiwa

%%%%

HADIR HANYA SEKEJAP ...BIARLAH

Biar hadir sekejap
Seperti ia hinggap
Indah rasakan di hati tersingkap
Di genggam tiada kejap

Biarlah....
Kan ada riang menyusul
Usah perginya di sesal
Lukisan alam semua telah tertampal
Menanti impi namun kadang tertinggal

JaWanis-110815/11:24pm
Nukilan jiwa

%%%%

Tidak ada dia
Antara kita
Cuma ada kau dan aku
Ya...cuma kita yang merasakan itu
Sayang

JaWanis-100815/5:29am
Nukilan jiwa

%%%%

Dua hati
Menjadi satu
Dalam diam menyusun rindu
Yang tak berhenti bertamu
Biarpun ada waktu
Dekat menjadi jauh
Kerna...
Aku kau adalah kisah kasih itu
Yang tak siapa tahu
...Hatiku milikmu

Kasihmu menyemarakkan rindu
Hingga menanti dalam tunggu
Waktu di pertemu

JaWanis-110815/5:19am
Nukilan jiwa

%%%%%

?KAU BINTANG HATIKU

Mengukir mimpi
Dalam lena menusup rela
Lingkar waktu meminjamkan masa
Aku kau menjalin tautan ukwah
Menyapa salam mengikat janji
Mengukir kata menyusun riang di titian
Dengan ikhlasnya hati

Menyemai kasih dalam alas
Menitip sayang di perjalanan
Tanggisku kau hadir membawa riang
Terjerut resah menggenggamkan yakin
Jatuhku di gapai tangan

Kau bagai pundakku
Yang selalu ku pinjam
Saat asa ku hampir runtuh
Tak pernah menjauh
Oleh pandang yang lain padaku

Terima kasih ...
Kaulah bintang hatiku...

JaWanis-110815/4:29pm
Nukilan jiwa
Masih adakah lg
sehati dan sejiwa itu
Saat ini didalam satu
Pengertian dari hati kehati
Segala kemanisan dulu
Telah sirna ditelan waktu

<aiinia>

%%%%

Mwmori

Sayang
Kanku ubat rindu ini
Disetiap tempat yang
Penah kita sering bertemu dulu

Sayang
Kan kuubati rasa kehampaan ini
Dijalan jalan yang pernah kita
Lalui bersama dulu

Sayang
Kan kuubati rasa resah
Yang sering bertamu dihati dengan
Mendengar lagu cinta kita
Yang menjadi lagu tema cinta kita

Sayang
Setiap kali aku memikirkan mu
Saat aku merinduimu
Aku kan pergi ditaman kemangan
Yang telah kita ciptakan bersma dulu

Kini semuanya
Tinggal memori
Jadi kenangan yang abadi

<aiinina>

%%%%%

Nak diluahkan rasa
Tak terluah bimbang
Hati terguris
Nak dipendam

Hati nya yang kepedihan
Hatinya ibarat dian
Sangup membakar diri
Demi imemberi sinar
Pada yang kegelapan

Dia sering mengalah
Disaat hatinya
Sedang parah berdarah

Dia sering sembunyikan
Sengsara dijjiwa
Disebalik hilai tawanya

Dia sering berkata
Tiada apa apa ok je
Namun dalam hatinya
Menangis hiba

Tiada siapa pun tahu
Sukarnya dia meniti
Hari hari yang mendatang
Tanpa kasih dan sayang

Betapa getirnya hidupnya
Merindui insan yang tercinta
Hidupnya sengsara
Namun dia tetap sabar

Itulah sebuah pengorbanan
Yang tiada nilainya
Yang tiada siapa pun yang tahu

Hatinya derita itu tak mengapa
Asalkan semuanya bahagia
Kerana dia yakin satu hari nanti
Ada sinar yang menanti
Dipenghujung perjalanan
Hidupnya nanti

<aiinina>
awan berarak cerah...
membiru lautan langit..
Alam terbentang indah..
aura perjalananku membangkit...
seakan berlari pepohon menghijau..
rimba yg di hijrah lebuhraya...
hati terpukau,minda berbicara,..
ah...alam di nodai masa...
mènjadi kota dulunya belantara...
terjejut aku...
melihat kotak berlari laju...
itulah kemodenan yg terbaru...
deruan keretapi laju....
ke utara meluru....

%%%%

menangislah sepuas puasnya wahai sang langit...
hapuskan mendung berarak itu...
serlahkanlah wajah mentari...
biarkanlah alam mencuri senyumnya kembali...
tadahlah wahai si lautan sepi..
airmata langit membanjiri..
jemputlah duhai sang pelangi..
hilangkan dahagamu dunia kau warnai.....
dengarlah bisikkan ombak duhai si pantai gersang..
geloranya kadang kadang kencang..
biarkan batu batumu terangsang..
biarkan sang pasir mengusir usang....

%%%%

cukupkah?
"itu lumrah cinta"
lafaz pasrah..
hati berdarah...
jiwa parah...
cukupkah?
berserah...
perasaan tak tentu arah...
ingin rasa ku kerah...
derita ingin ku tarah...
biar cinta menyerlah...
cerah......

Nukilan Nur Ain
Kekasihku..alam bagaikan tidak bewarna saat dikau tiada..dan tiada sinaran umpama pelangi kala dikau jauh dari sisi..ku cuba mengakis kekosongan diri tanpa dendam..kerana ku tahu diriku terikat denganmu bersama simpulan ikatan yang tak terlerai

%%%%%

Dalam menilai hati..ruangan waktu bagaikan terkunci
bersama gundah rasa yang tertutup..gerimis senja
bagaikan air mata saat hati tidak menuturkan segala
rasa.. dan aku tetap disini bersama nilaian hati yang
tidak pernah berubah..hanya untukmu

%%%%

Adakala hati rindu akan sebuah pertemuan..tapi ku
korbankan keinginan kerana ku sedar ku hanya
mampu menyayangimu tanpa memiliki waktu
kebersamaan denganmu..

Nukilan Hanna Hassan
Kolaborasi Pendekar Berkuda & Larra Dhea

Pendekar Berkuda/

di suatu saat
ketika rindu tidak lagi didambakan
ungkapkanlah sejujurnya
bahawa kau tidak lagi cinta.

Larra Dhea/

bila aku
tidak kau cinta
untuk apa lagi aku merindu
untuk apa lagi kusimpan kasih
biarlah rasa yang ada tenggelam
biarkan kelam
dan aku berjalan
aku teruskan...



%%%%%%%



Kolaborasi Larra Dhea, Nor Azah Bahrim & Hanna Hassan

Larra Dhea/

Aku penulis hening
di antara kisah dalam cinta
rasaku pasti akan beralih
mengikut putaran waktu yang tidak berpaling
ada rindu
ada kasih
ada luka
ada sedih
lumrah cinta
merajut segala rasa...

Nor Azah Bahrim/

Penaku lagi berlanda
Oleh khabar sendu
Di hujung sana
Lagi tidak berdaya

Biarlah
Tanda tanya yang hadir

Hanna Hassan

Dalam menilai hati
ruangan waktu bagaikan terkunci
bersama gundah rasa yang tertutup
gerimis senja bagaikan air mata
saat hati tidak menuturkan segala rasa
dan aku tetap disini
bersama nilaian hati
yang tidak pernah berubah
hanya untukmu



######



Kolaborasi Nur Ain & Larra Dhea

Nur Ain/

menangislah sepuas puasnya wahai sang langit...
hapuskan mendung berarak itu...
serlahkanlah wajah mentari...
biarkanlah alam mencuri senyumnya kembali...
tadahlah wahai si lautan sepi..
airmata langit membanjiri..
jemputlah duhai sang pelangi..
hilangkan dahagamu dunia kau warnai.....
dengarlah bisikkan ombak duhai si pantai gersang..
geloranya kadang kadang kencang..
biarkan batu batumu terangsang..
biarkan sang pasir mengusir usang....

Larra Dhea/

Sebuah lukisan lautan yang sepi
tersadai di hati
sesekali angin bersatu dalam tangis
membisikkan gelora yang menerpa rasa
sang pasiran mengikut asa
kemana dibawa
di situ ia berhenti
begitulah hati
kala duka menapaki...



%%%%%


Kolaborasi Larra Dhea & Nor Azah Bahrim (Jawanis)

Larra Dhea/

Barangkali
kita punya rasa yang sama
adakalanya tidak terjamah jiwa
lalu kita hanya mendiam
dalam memaknai makna
kebersamaan kita
dan menjalaninya dengan rahsia...

Jawanis/

Waktu yang menjengok
Tak pernah menanti tengok
Hingga rasa rindu tak bisa tersorok
Oleh kasih yang tak berolok
Namun damai diam lebih elok
Dalam meniti jauh dekat menanti belok

Indah
Kebersamaan dalam maknanya
Sendiri..
Hanya aku kau yang tahu

09.08.15
Dinding Rasa, Emotikon smile



%%%%%



Kolaborasi Pendekar Berkuda & Larra Dhea

Pendekar Berkuda/

Jika nanti
kamu terhempas di lautan duka
ketahuilah bahawa
ada nakhoda cinta menemuimu
dan membawakanmu berlabuh
di pelabuhan bahagia.

Larra Dhea/

Di pelabuhan bahagia
ada duka yang aku lukiskan
meskipun ada rindu yang terlakarkan di situ
dan kuharap nakhoda itu
adalah kamu...

08.08.15
...Ku masih menanti...

Malam kembali lagi
Terasa sayu diruang kamar
Sana sini ku kelihatan..Wajah mu..
Ku tutupi mata ku..Deraian aimata ku..
Kenangan kita kembali..Sayu..hatiku..

Terusik dihati saat kita berdua
Berlari kita berpegang tangan..Indah..
Sambil ku ketawa kau tersenyum..Manis..
Alangkah bahagia disaat itu
...Ku rindukan Mu...

Inggin saja ku memekik..kembali lah...
Namun suara ku tak mampu..Kedengaran..
Jatuh rebah dipangkuan rindu..Padamu..
Daya apa dapat ku lakukan..Sayang..
Kau pergi berlalu saat cinta kita..Berputik..
..Ku rebah ku tak berdaya..

.. Mizah Swift ...
di suatu saat
ketika rindu tidak lagi didambakan
ungkapkanlah sejujurnya
bahawa kau tidak lagi cinta

Nukilan Pendekar Berkuda









































ku kirimkan doa2 melewati nisan yg entah di mana
bertanda...
kini...
setelah masa membuktikan jasadmu masih bernyawa...
hartaku ini menjadi perkongsian bersama...
bukan untuk berkhayal di dunia fantasi,
cukup sekadar membuktikan cinta masih termetri...
bisikkanku di angin lalu....di kejauhan ini...
bercinta tidak semestinya bersama...
namun dapat di teruskan dalam doa...
agungnya cinta kita...

~~~~

Tidak ku zahirkan
hilang akalku...
bila air jampi di jadikan minuman..
di bius ingatanku hilang perasaan...
pil pil menjadi makanan....
namun siapakah yg dpt melawan kuasa Tuhan...
kiranya .....
kau rupanya menjadi gelandangan,
tidak dapat meneruskan pengajian...
namaku menjadi sebutan..
pada setiap makhluk dan pepohonan..
hati manakah dapat menahan...
melihat kekasih hilang kewarasan..
luluh jiwaku........
hancur ragaku....
namun apa yang dapatku perlakukan..
andai ku zahirkan pada pandangan...
pasti ...pasti ada hati yg terkorban.......
biarlah ......cuma aku yg menahan perasaan...

~~~~

kesabaran kan ku jadi sempadan...
iman kan ku perkuatkan...
biarlah dunia kita terkorban...
Akhirat ada balasan...
InsyaaAllah ada kekuatan...
ruang ini ku mohon..
menumpang luahkan perasaan..
agar hatiku mendapat ketenangan...
yg lama ku pendam menjadi racun di badan....

~~~~

Angin.....
bisakah kau bersastera dgn Ku,
menyuarakan lagu lagu cinta,
menghiburkan hati yg berduka,
biar wajah berlukisankan suka,
biar senyuman tidak terpaksa,
Angin....
bisakah kau menjadi perantara,
nak ku kirimkan madah pada dia,
nak ku kirimkan semangat jangan putus asa,
selagi hidup harapan masih ada,.....

Nukilan Nur Ain
Hatiku
Disebalik senyuman ini
Ada duka lara yang tersimpan

Walau dalam lena dan jagaku
Saat hati dibaluti rasa perih
Ada kebahgiaan didalamnya
Masih ada yang bersimpati
Masih ada yang menyayangi

Walau diri dibelenggu pilu
Ada rasa rindu mengila
Ada rasa sebak didada
Namun itu hanya ilusi

Setiap jejak jejak rindu ini
Telah terkubur didasar hati
Menjadi sejarah silam untuk dikenang

Biarkan lah nasa berlalu pergi
Bersama igauan mimpi
Yang sentiasa nenghantui diri

Aku pasrah dalam redha
Pasti ada sinar disebalik kegelapan

Aina Zarrra

~~~~

Aku rindukan remang
Senja diufuk timur
Mengubati hatiku ya rawan
Mencari sinar mentari petang yang
Akan tengelam dikaki langgit

Kata hati
Aina Zarra
Hari hari yang berlalu
Sungguh perit kulalui
Yatuhan kau yg lebih mengerti
Perasaan dihati ini
Aku tak mampu bertahan
Dengan segala perih
Dengan kesakitan yang kualami ini
Andainya saat ini
Diriku dijemput pulang
Aku rela aku tak sangup lagi
Puas kubertahan dengan
Segala kesakitan ini yang teramat
Segala rasa yang ada ini
Biarkan aku damai disana
Dan tak menyakiti hati sesiapa
Biarlah aku akhiri hidup ku ini
Kan kuabadikan cintaku
Bersama tugu nisan yang suci

Nukilan Tya Aiinina
Di sini aku mencarimu priya
Di luar kotak mimpi
Di batas realiti
Salwar kameez ataupun sari
Mana saja
Takkan lenyap bangsamu
Sekalipun kau berkebaya nyonya
Priya
Waktu-waktu begini aku berilusi
Mengharap pasti
Bahasamu dan bahasaku
Menjadi bahasa hati

~~~~

Memanfaatkan masa yang ada

Awak
Masa di antara senja dan hujan
Adalah ketakutan yang seringkali bersembunyi
Di balik kegagahan
Kita simpan rapat-rapat ketakutan itu
Takut orang lain tahu
Tunggu ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku
Menanti hadir sosokmu yang akan seperti apa
Selepas hujan reda
Awalnya kukira, menanti adalah membosankan
Kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu
Ah, sudahlah.. kita lihat saja nanti
ALLAH lebih tahu bila waktu yang tepat

Nukilan Ibnu Amar
Kolaborasi Nur Ain & Larra Dhea

Nur Ain

Aku cinta puisi.
Aku menjejak cinta dalam puisi,
tiada yg indah,tinggal cuma kenangan basi,
kasihku padamu tetap berbaki,
aku tetap menanti walau usia memamah diri,
aku termenung meratapi kisah.....
cinta menjadikan aku gelisah,
puisi tempatku bermadah,
memaparkan kata berbingkai pasrah,

Larra Dhea

Aku, cinta dan puisi
di sini tempatku berdiri
di sini tempatku menulis isi hati
merenta rasa
merangkai kata
meski baitku tidak seindah biasa
memadai untuk sekian membaca
dan
aku bukan pemuisi
bukan penyair
juga bukan penyajak
aku hanya menulis kata-kata hati
menulis kata-kata jiwa
dari segenap ruang yang ada
meskipun aku tahu
ada yang tidak peduli...

#####

Kolaborasi Nur Ain , Larra Dhea & Tya Aiinina

Nur Ain

Larra....hipokritkah aku?
terpaksa bahagia dalam lara...
di paksa aku menerima lara...
terpaksa aku sembunyikan lara...
memaksa aku menutupi lara...
sunggguh lara hidupku....larra........

Larra Dhea

Aku adalah jiwa
yang tersembunyi dalam sepi
bertemankan air mata
pada setiap rasa yang terluka
dan lara yang ada
semakin mengajarkan aku
tentang sebuah ketabahan
meskipun kutahu ia payah...

Nur Ain

sungguhpun tubuh dah di mamah usia...
namun hati masih lara...
apakah mungkin lara ini...
lara hingga ke pusara....

Nur Ain

kedengaran genting rumahku bersuara,
menterjemahkan tangisan sang langit,
semakin laju semakin kuat,
rengekkannya kasar,
Ku renung airmata langit,
jernih menyapa dedaunan,
tangisannya di hargai pepohonan,
lambang kesyukuran,
aku ...aku dan tangisan...
tiada pernah di hargai...
airmataku hampa...
lambang kedukaan.

Tya Aiinina

Rutun jiwaku
Pilu hatiku
Bila kubaca puisimu
Menitis airmata ini
Sedih nya terasa hiba
Teguhkan hatimu
Kuatkan semangatmu

Nur Ain

kiranya tidak pantas untukku,
membaitkan kata2 cinta dan rindu,
kerna status dan usiaku...
tapi....dengarlah
inilah cerita hatiku...
andai kematian di jadikan sandiwara...
dan kenyataannya jasad masih bernyawa...
lukanya menjadi basah parah berdarah,
miski puluhan tahun menjadi sejarah,
namun kan berulang berdarah....
Ku cuma ingin bercerita...
takdir Allah ku terima...walau aku menderita......
ujian tidak akan di beri di luar kemampuan kita
mengatasi....

Larra Dhea

Mengusap wajah gusar
seraut kasih terlerai pedih
resah yang ada membelenggu perih
gemerlapan semakin suram
kegelapan semakin larut dalam kelam
desir angin pun tidak tertuju
fikiran terpenjara pilu
ah, apalah dayamu
namun hidup perlu diteruskan
meskipun tanpa senyum dan tawa
kerana sudah takdirnya begitu
menadah pasrah
hanya mampu mengharap redha
semoga kuat hatimu...

######

Kolaborasi Nur Ain, Nor Azah Bahrim & Larra Dhea

Nur Ain

Angin.....
bisakah kau bersastera dgn Ku,
menyuarakan lagu lagu cinta,
menghiburkan hati yg berduka,
biar wajah berlukisankan suka,
biar senyuman tidak terpaksa,

Angin....
bisakah kau menjadi perantara,
nak ku kirimkan madah pada dia,
nak ku kirimkan semangat jangan putus asa,
selagi hidup harapan masih ada,.....

Nor Azah Bahrim

Kirimkan
Usah nantikan jawapan
Pasti angin kan mendengarkan
Rasamu yang terlukis di wajah
Juga lewat bait bait yang teruntai..

Larra Dhea

kau dan dia
punya cerita yang istimewa
melangkahlah dengan rasa
rindulah dengan percaya
tulislah segalanya tentang dia
dan cinta itu takkan pernah sia-sia...

######

Kolaborasi Aina Zarra & Larra Dhea

Aina Zarra

Aku rindukan remang
Senja diufuk timur
Mengubati hatiku ya rawan
Mencari sinar mentari petang yang
Akan tengelam dikaki langgit

Larra Dhea

Untaian rasamu tertata
berirama nan pesona
dibalik tatapan senja yang jingga
membuai di hujung hari
biarlah indah dalam hati
agar kita tidak merasa sepi
lagi...