Followers

Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...

Puisi Aidilfitri
Assalamualaikum saudara-saudaraku
Ramadhan kini di penghujung
Hati ini ada beban rindu tak tertanggung
Kembara di Aidilfitri dahulu, saat indah zaman nubuwwah
Di kanan iman, di kiri ukhwah
Di tapak kebersihan hati, di puncak kecanggihan teknologi
Kekadang mahmudah tidak kecapaian
Hanya dengan tekunnya amalan
Tapi harus ditempa oleh tusukan ujian
Dari kesakitan dan kegagalan
Ramadhan itu medan mujahadah
Agar Syawal kembali ke fitrah
Perjuangan itu pahit kerna syurga itu manis
Ramadhan itu bagai 'dunia' - menempuh ujian
Syawal itu bagai 'akhirat' - menempah kejayaan

~~~~

aku mahu jadi peneman
agar sunyimu itu hilang
tetapi
yang tersedia setia disisi
tanpa mahu curang
tanpa mahu selingkuh
adalah
dugaan yang tak pernah mahu pergi
serta
tanggungjawab yang semakin memberat
tidak mahu mengeluh apa-apa
itu Tuhan punya rencana

~~~~

Malam ini malam yang lain
Kerana aku di tempat lain
Segalanya lain
Orang-orang lain
Suasana jadi lain
Engkaukah? Atau insan yang lain
Atau kita-kita dan mereka-mereka sememangnya lain

~~~~

Percakapan kita
Tak pernah berhujung
Berputar di satu kata
Senja!
Senja yang menunduk malu
Menabur hiruk pikuk
Sunyi dalam sujud
Sekeping hati mengepul
Mendekatlah
Masih ada satu huruf
Setia
Gerimis jatuh
Senja mengundang kenang
Misteri jejak waktu
Ghaib ditelan senja

~~~~

status mengantuk
untuk sahabat yang mengantuk
dari seorang teman mengantuk
untuk alasan mengantuk
di waktu mengantuk
di hari mengantuk
dalam suasana yang mengantuk
untuk mengatakan silakan tidur
\"selamat malam\"

~~~~

Saling mencari merindu dan tak pernah bertemu adakah
kita seperti itu puan ? seperti mereka, sang bulan dan
matahari..

Meskipun ‘kerisauan’ itu adalah ketika kau tetap
memilih untuk diam, sementara hati ini ditikam rindu
berkali-kali lantas mengalir darah yang tak berwarna..

Sesaat sebelum terpejam, terlintas aku dalam benakmu,
sebagai hal yang terindukan diam-diam, beginilah
caraku mengatasi ‘kerisauan’ rindu puan, dengan selalu
mengingat-ngingat selengkung senyum manismu..

Barangkali kesepian tercipta sebagai ruang lengang,
tempat kerinduan datang kala bertandang,mungkinkah...

~~~~

ketika jiwamu menyentuh puisiku

hanya doa tanda mata
yang teguh dalam imannya

dari suaramu yang gelisah
aku belajar mendengar

mata dan tangannya
tak pernah dirasa terbelenggu
untuk memulai pinta
menyerahkan jiwa

~~~~

Selalu tersebut namamu, Di antara 7 titik kerendahan
diri, Di atas lembar permaidani, Berangkat semoga
sampai langit tujuh untuk kembali turun ke bumi
sebagai kurnia.

~~~~

setiap kali nak kuzahirkan sajak
penaku terhenti secara mendadak
sketsa wajahmu itu selalu saja merebak
udara menjadi sesak
serangkaian kosakata di benakku pun luluh-lantak
seakan ada yang membentak-bentak
memikirkan yang terdamba hanyalah pelangi dunia
dan bukanlah kosmos di angkasa


Nukilan Ibnu Amar

No comments:

Post a Comment