Followers

Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...
Bila nanti ajalku telah tiba
Titipkan rasa cintaku padanya
Katakan pada dia
Cintaku untuknya sampai ke mati
Biarlah ajalku menjemput awal
Tapi katakan pada dia
Aku rela
Dari aku harus menangisi kehilangan dia
Sampaikan salamku yang istimewa
Untuk dia
Katakan pada dia
Ku kirimkan salamku yang terakhir ini
Agar dia tahu dia adalah segalanya untukku
Pesan pada dia jangan bersedih
Kerana ajalku telah tiba untuk keabadian yang kekal


Nukilan Hanna Hassan

zikirku selalu mengalir
seperti sungai di luar pagar musim kemarau
akupun selalu berdoa
dengan penuh harapan
tidak ada rumput yang mati nanti
walau dipijak dan dibakar matahari
sampai darahku beku
dan jasadku terbujur kaku

~~~~

Redha itu ikhlas
Pasrah itu.. menyerah
Aku.. di antara keduanya

~~~~

aku datang membawa satu bentuk kelainan
cuba memartabatkan bahasa ibundaku
moga-moga dapat terbang ke langit terbuka
biarpun kata mereka sayap klausanya
mudah rapuh diterjah arus globalisasi
diksi dan morfologi jahil disanggah era teknologi
tinta kontang berserapah mantera sumbang
dicemuh anak watan yang mindanya lesu retorik


Nukilan Ibnu Amar
Hati ini kosong
Bagaikan tiada rasa
Pandanganku kelam
Hati meronta dirasuk amarah
Jiwa kian membara
Sabarku tiada lagi
Mengapa tak mengerti
Pedihnya hati ini
Kini aku terpenjara
Dibelenggu sengsara
Jiwa bagaikan mati
Diriku ibarat lilin
Yang membakar diri

<aiinina>

~~~~

Penanti setia

Terasa hibanya hati ini
Meratap pilu
Dimalam syahdu
Aku sepi dan merindu

Sayang
Sampai akhir hayat ini
Aku sangup menantimu

Hanya kau satu dihatiku
Telah kutahtakan cintamu dihatiku
Cintaku rinduku ini takan hilang

Kau tetap dalam anganku
Disetiap lenaku
Aku tak terdaya andai kau tiada

Tak mendengar suaramu
Aku hilang arah
Tak melihat wajahmu
Hidupku tak sempurna

Melupakan mu
Bukannya mudah bagiku
Melepaskanmu
Tidak terlintas dihatiku

Kerana dirimu
Amat bererti dalam hidupku

<aiinina>
Catatan untukmu

~~~~

Demi kamu
Kukorbankan segalanya
Untuk kebahgiaanmu
Biarlah aku terbakar hangus
Demi kamu aku rela
Cubalah kau fahami
Cubalah kau mengerti
Setiap pengorbananku ini
Semata mata keranamu
Biar derita biar sengsara
Kurela menjadi mangsa
Walau terkubur jasadku
Disini itu semua kerana cintamu

<aiinina>


Nukilan Tya Aiinina

aku bukan seperti beburung
terbang bebas diawan dan gunung
bukan juga seperti sang merak
melangkah penuh gagah
dari daratan ke lembah
aku hanya rerama nan kecil
hanya mampu terbang rendah
saat sebelah sayapku patah
separuh hatiku terus berdarah
Tuhan
berikan padaku sutera syurga
untuk ku sapu
segala luka

~~~~

kepada takdir cintaku
waktu musim hening terus berlalu
kulihat bayangmu diujung kaki sang duka
seperti matahari tak pernah kering cahaya
kau terus meniti dibirai gunung luka
engkaukah lelaki itu
lelaki yang menjadi takdir cintaku
saat kupunya banyak pilihan
derap kakimu lah yang kutunggu
walau langkahmu selalu goyah
aku pun tak selalu indah
manusia pun tak selalu sempurna
hanya lah Tuhan yang Teragung
bisa menyatukan cinta
di relung jiwa

~~~~

berbalam balam pulau duka kutinggalkan
kini sang sepi mengulit denai hati
kuteruskan jua kembara ini
lantaran ku tau
saat sang mentari bersinar indah
tak mungkin sang malam merasa gundah
saat bintang menghiasi malam
tak mungkin fajar cahayanya kelam
walaupun
malam malam yg semakin suram
seperti nyanyian

~~~~

saat suara tak dapat bicara
biar airmata mendoa segala
waktu berbalam balam pulau luka kutinggalkan
tidak sedikit pun sisa tawa yang pergi
kuhimpun puing puing senyum yang masih bersisa
kuletak ia dalam balang kaca
ku usap habuknya dengan teliti
lalu kusimpan ke sangkar hatimu

kupasrahkan rinduku
hanya kepadaNya
Pemilik
Segala bahagia
sambil ku mencari
jalan kembali


Nukilan Ummu Syafiqah
Ratapan bisu
sayu hati ini...
meratap dalam bisu..
hanya airmata yg menghurai rasa..
menghiasi birai birai cinta kita...
yg tak kan ujud di alam nyata..
jernih bak fatamorgana di alam maya...
di balik angin2 lalu cuma...
bermadah kita menahan rasa..
bercerita tentang basinya kenangan kita...
hampa menghiasi masa...
di sini...
jika terbuka hijab rindu kejauhan kita...
tak kan sampai....
mampu aku cuma...
mezahirkan senyum di bibir lesu.
mengungkap kata suka di hati duka

~~~~

Kahfi
Bila Kahfi berjanji menjadi penyelamat....
10 ayat pertama terakhir keramat..
menjeling kita susah amat...
pada yg tidak bengkok cerita tak karat...
Kahfi itu pengawas dari laknat...
buat benteng agar tak tenat....
senjata di dada buat si bangsat...
yg bersumpah cita citnya menyesat...
rombongan orang orang muda memohon rahmat...
menyelamat agama dari tak selamat...
mathematika di uji selepas nyenyak tidur lama amat..
mereka bercerita benar saksinya Muhammad....
siapalah kita menidak cerita di Quran tersemat...
Tangis Kahfi....
bacalah aku wahai umat Muhammad...
bacalah aku sebelum aku hilang di lihat.
agar kita terselamat......
agar kita mendapat rahmat....
jauh dari tipu daya si dajjal laknat...
....akhir zaman dunia tenat...

~~~~

kelam wajah alam,
suram hati di dalam,
malamku tak dapat berkalam,
berbalam mataku air berkolam,
rindu bagai air di jeram,
namun cinta tak dapat melaram,
kasih seakan mahu kecundang karam,
kelam malamku semakin suram.......

~~~~

Bicara malam.
rindu bertandang tidak pernah mengalah,
pabila malam makin meredah,
sepi malam menusuk jiwa,
hilang segala kata bicara,
hanyut terbawa segala impian,
yang lama terpendam terendam,
dalam takungan embun malam,
menitis sunyi,
kedengaran cuma siulan sangsi,
angin malam seakan tajam,
menikam perasaan yg kian hilang,
lukanya semakin parah,
katakanlah miski kenyataannya berdarah..
biar sepi malam menjadi saksi benarnya..
bisikkanlah....aku ingin mendengarnya...
atau...aku cuma peneman malam...
kan hilang bila ufuk timur menjelang....

~~~~

masihkah kau ingat duhai Anak....
suapan demi suapan nasi dari ibumu..
yg di gumpal halus supaya senang membolosi
rengkungmu,
yg di suap dgn kasih sayang padamu..
suapan yg citanya membesarkanmu..
menjadikanmu anak yg berilmu...
hari ini walau cuma sesuap suapanmu ke mulutku...
terasa itu yg menghidupkan aku...
terasa itu yg mengenyangkanku....
kerna....nilainya kasihsayangmu.
tidak terhitung bagiku...
aku terasa bangga menjadi seorang ibu...
yg di suap oleh tanganmu duhai anak...
tangan yg dulu sebesar dua jari aku..
kini mampu menggumpal nasi menyuap ke mulutku....
terima kasih anakku....


Nukilan Nur Ain

Puisi Aidilfitri
Assalamualaikum saudara-saudaraku
Ramadhan kini di penghujung
Hati ini ada beban rindu tak tertanggung
Kembara di Aidilfitri dahulu, saat indah zaman nubuwwah
Di kanan iman, di kiri ukhwah
Di tapak kebersihan hati, di puncak kecanggihan teknologi
Kekadang mahmudah tidak kecapaian
Hanya dengan tekunnya amalan
Tapi harus ditempa oleh tusukan ujian
Dari kesakitan dan kegagalan
Ramadhan itu medan mujahadah
Agar Syawal kembali ke fitrah
Perjuangan itu pahit kerna syurga itu manis
Ramadhan itu bagai 'dunia' - menempuh ujian
Syawal itu bagai 'akhirat' - menempah kejayaan

~~~~

aku mahu jadi peneman
agar sunyimu itu hilang
tetapi
yang tersedia setia disisi
tanpa mahu curang
tanpa mahu selingkuh
adalah
dugaan yang tak pernah mahu pergi
serta
tanggungjawab yang semakin memberat
tidak mahu mengeluh apa-apa
itu Tuhan punya rencana

~~~~

Malam ini malam yang lain
Kerana aku di tempat lain
Segalanya lain
Orang-orang lain
Suasana jadi lain
Engkaukah? Atau insan yang lain
Atau kita-kita dan mereka-mereka sememangnya lain

~~~~

Percakapan kita
Tak pernah berhujung
Berputar di satu kata
Senja!
Senja yang menunduk malu
Menabur hiruk pikuk
Sunyi dalam sujud
Sekeping hati mengepul
Mendekatlah
Masih ada satu huruf
Setia
Gerimis jatuh
Senja mengundang kenang
Misteri jejak waktu
Ghaib ditelan senja

~~~~

status mengantuk
untuk sahabat yang mengantuk
dari seorang teman mengantuk
untuk alasan mengantuk
di waktu mengantuk
di hari mengantuk
dalam suasana yang mengantuk
untuk mengatakan silakan tidur
\"selamat malam\"

~~~~

Saling mencari merindu dan tak pernah bertemu adakah
kita seperti itu puan ? seperti mereka, sang bulan dan
matahari..

Meskipun ‘kerisauan’ itu adalah ketika kau tetap
memilih untuk diam, sementara hati ini ditikam rindu
berkali-kali lantas mengalir darah yang tak berwarna..

Sesaat sebelum terpejam, terlintas aku dalam benakmu,
sebagai hal yang terindukan diam-diam, beginilah
caraku mengatasi ‘kerisauan’ rindu puan, dengan selalu
mengingat-ngingat selengkung senyum manismu..

Barangkali kesepian tercipta sebagai ruang lengang,
tempat kerinduan datang kala bertandang,mungkinkah...

~~~~

ketika jiwamu menyentuh puisiku

hanya doa tanda mata
yang teguh dalam imannya

dari suaramu yang gelisah
aku belajar mendengar

mata dan tangannya
tak pernah dirasa terbelenggu
untuk memulai pinta
menyerahkan jiwa

~~~~

Selalu tersebut namamu, Di antara 7 titik kerendahan
diri, Di atas lembar permaidani, Berangkat semoga
sampai langit tujuh untuk kembali turun ke bumi
sebagai kurnia.

~~~~

setiap kali nak kuzahirkan sajak
penaku terhenti secara mendadak
sketsa wajahmu itu selalu saja merebak
udara menjadi sesak
serangkaian kosakata di benakku pun luluh-lantak
seakan ada yang membentak-bentak
memikirkan yang terdamba hanyalah pelangi dunia
dan bukanlah kosmos di angkasa


Nukilan Ibnu Amar

Tarian seni memori hati
Indah berseri tersemat di hati
Hanya DIA bisa mengerti
Akan kasih yang menanti

Senyuman manis terubat di hati
Walaupun jauh Dari mata
Cukup dengan sentuhan lagu lagu P.Ràmlee
Membuatkan teringat kenangan bersama

Malam ku bermimpi tajuk lagu P.Ràmlee
Yang didendang Arjuna hati
Bagi memikat hati ini
Tanpa fikir ape yang terjadi


Nukilan Ukhty Noorashikin
Tidak pernah terfikir
Untuk jatuh cinta padamu
Tidak pernah terfikir
Untuk merasai segala rindu
Segalanya takdir
Penentu segalanya
Ku terima dengan hati yang tenang...


Nukilan Nur Qaseh
Puisimu aku lagukan
Lagu sendu larakan jiwa
Yang berkocakan..
Rentetan pilu menusuk
Luka terluka kembali
Pada pena yang patah
Merah menitis darah
Atas kertas putih ini...
Aku iramakan jua
Walau sumbang didendang..
Kerana rindu,hadirkan lara..
Jiwa-jiwa yang tersentap kecewa....nada-nada luka
Beriramalah jua...
Menghibur hati yang terseksa...
Kerana dusta... 


Nukilan Yahya My
OH
===
aku selalu mencari-carimu
di sebuah gurindam klasik
kemanapun aku pergi
rindu adalah asalmu
rindu yang tak boleh diumpamakan puisi
tersemat bunga di sanggul kepala
serupa lingkaran kasih
tak putus meski maut menggerus
pada akhirnya
jatuh cinta hanya segumpal tabah
hari-hari yang gundah
akan rindu yang mengacuhkan pipimu
yang mulai basah

ibnuamar
bumi kenyalang
15 Jun 15

~~~~

#inikanpuasa
Ramadhan mula menjarakkan hari
Dalam riuh sepi dingin dinihari
Kumamah kalimah mendamba redha Ilahi
Di atas waras iman dijelajahi
Kegelisahan yang dahaga
Letih meniti hari untuk mengutuh peribadi
Musuh dan lawan mengharum suci
Menangkis tepis serangan sendiri
Berkah Ramadhan semerbak
Semarak kasih Ilahi tak kemarau
Menguatkan iman menakluk cahaya pedoman
Khusyuk patuh tunduk ke langit

~~~~

gelincir mentari mengejar senja yang jauh di ufuk,
mendekatlah, dedaun melambai dalam suasana redup,
bersabarlah, senja tetap hadir dalam izin-Nya.
begitupun tengahari ini redup berpanjangan, terkadang
ada gerimis kecil yang menghadirkan pelangi, cantik,
terpukau mata dengan keindahan yang maha Esa.
hamba-hamba yang mendamba cinta sejati, menanti,
kumandangnya suara-suara dari menara, memanggil,
menyeru jiwa yang dahaga, segera berangkat menuju
ke tempat sana, tempat di mana insan berkumpul
pabila seruan Ilahi disahut.

~~~~

KESABARAN
=========
Semekar teratai di pagi hari
Semekar cintaku di bumi terbit mentari
Tidak terganggu walau Shogun mengekalkan kuasanya
Memaksa damyo bersumpah setia
Biarlah gubung bambu tempat diamnya kita
Melangkah kaki ini hingga bergaris pecahan
Wajah menahan kesakitan
Menyebut nama-Nya dalam jiwa
... tiga untai kata, beriringan menyapa kita

Ibnu Amar
Bumi kenyalang
22 Jun 2015

~~~~

Bertanya-tanya,
Taman di antara api!
Hati saya dapat mengambil bentuk:
Rumput untuk rusa,
Sebuah serambi untuk para ilmuwan
Tamadun kegemilangan, tanah suci,
Kaabah untuk jemaah tawaf,
Meja dari Torah,
Gulungan ini dari Quran.
Keyakinan adalah Cinta;
Di mana pun itu kafilah berubah sepanjang jalan,
Itu adalah keyakinan saya,
Iman saya.


Nukilan Ibnu Amar
~ Kolaborasi Zie Omar & Khayla Layla ~

Zie Omar

Semalam..penuh kedukaan.
Ku kenal erti percintaanku..
Tewas akhirnya kesabaranku..
Yang sering ku pertahankan..

Khayla Layla

Semalam..
Andai bisa di kembalikan..
Pasti ku ingin bahagia..
Tanpa kedukaan menyapa..
Slmt mlm akk Zie Omar ku syg..

Zie Omar

Andai semalam bisa ku undur..
Aku kan tetap memilih untuk meneruskan perjalanan ini..
Aku bahagia meneruskan kehidupanku..
Segalanya telah di atur oleh Pencipta...
Bahagia tetap menanti di hadapan..

Khayla Layla

Semalam..
Memberi suatu kekuatan..
Bahagia juga derita..
Rencah di dalam kehidupan..
Aturan terindah pada hamba_NYA..
Kerna sinarnya pasti menjelma..


&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&



Kolaborasi Lanun Darat, Khayla Layla & Zie Omar

Lanun Darat

Semalam...
Antara kau dan aku,
Cerita cinta dahulu,
Tewas bersama waktu,
di rempuh gelombang waktu,

Assalamualaikum...
pada bulan ramadhan yg mulia ini , dengan rendah diri
saya mohon maaf atas segala kelemahan, kekurangan,
kesilapan dan keterlanjuran kata2 antara kita, yang
tersirat mahupun tersurat, yg sengaja mahupun tak
sengaja, yg tersembunyi mahupun terang-terangan, yg
berniat mahupun tak berniat.

Segala gurauan hanyalah untuk menghiburkan hati dan
mengukuhkan ukhuwah, bukan menyakiti hati sesama
kita.

Didoakan semoga Allah memudahkan ibadat puasa kita
pada tahun ini dan kita dikurniai pahala dan rahmat
seperti yg dijanjikan-Nya. Amin ... Insya-Allah. Selamat
menyambut bulan Ramadan al-Mubarak.

Zie Omar

Semalam...tiada dendam di hati ku... Lanun Darat ...

Khayla Layla

Semalam..
Kenangan yang berlalu..
Antara kau dan aku..
Sekadar mengisi..
Ruangan sepi..
Kini tiada lagi erti..
Bagi ku..

Ku jua begitu..
Mohon kemaafan dari mu..
Salam Ramadhan Al Mubarak..

Lanun Darat

Semalam,
Kini,
Dan selamanya...

Lanun Darat

Aku ingin terbang,
Tapi tiada sayap,
Aku ingin sayap,
Tapi tiada harap,
Patah jatuh sayap burung,
Rebah ke tanah,
Runtuh lebur hati ku,
Tak nampak darah...
Alhamdulillah,sama_sama kemaafan buat kita Khayla
Layla...
Selamat malam...



&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&



Kolaborasi Larra Dhea dan Ibnu Amar

Larra Dhea

Hujan itu
masih tidak mampu
menghapuskan kenangan yang ada
dalam indahnya deraian
kuukirkan senyuman
bahawa aku merasa tenang
hanya terpana keasyikkan suaranya...

Ibnu Amar

Hujan itu
Menghias sesuatu yang kosong
Kosongnya hati yang diusik
Datang indahnya bermula dari yang kosong

Larra Dhea

Hujan itu
mengasyikkan rasa menyentuh jiwa
lalu teringat kisah-kisah yang telah berlalu
sementara terpinjam waktu
tika ia berhenti
cerita itu usai sekali
pergi tanpa rasa hati...



&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&



Kolaborasi Ummu Syafiqah dan Larra Dhea

Ummu Syafiqah

berbalam balam pulau duka kutinggalkan
kini sang sepi mengulit denai hati
kuteruskan jua kembara ini
lantaran ku tau
saat sang mentari bersinar indah
tak mungkin sang malam merasa gundah
saat bintang menghiasi malam
tak mungkin fajar cahayanya kelam
walaupun
malam malam yg semakin suram
seperti nyanyian

Larra Dhea

Meniti arah
menongkah arus kehidupan
melalui perihnya jalanan
menempuh sepi dibalik denaian
lalu menatap lara
memandang ufuk rasa
merangkai pasrah dalam masa
meniti hari dalam hari yang duka
keluh kesah terbiar menepi
menelan pahitnya diuji...



&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&



Kolaborasi Ibnu Amar dan Larra Dhea

Degup jantung bergemuruh
Bias kaca buram mengisi seluruh
Sayup-sayup bayu selirih berbisik
Segara, tak kunjung habis diriku kauusik
Aku tak mendengar apa-apa pun gemuruh di luar pintu
Hanya kangen yang datang dan sedikit aroma sendu

Larra Dhea

Bias wajahmu di pelupuk mata
ada rindu yang membelai jiwa
dalam desah nafasku
dalam detak jantungku
ada rasa yang teruntai mengeja waktu
kerana hati berbicara
tentang rindu yang sekian ada
ketika sepi-sepi hati mula berjimba
lalu kukirimkan rasaku di angin yang berlalu
agar ia sampai ke hatimu
bersatu dengan rasamu dalam bisikan kalbu...