RADAMKAN PILU PADA MALAM-MU
Tinta kelu
nada-nada pilu
membalut pena riangku
ah,
sakit menindih rasa
menghiris tiada luka mengalir
menguyur lilit hati
menjadi sendu tak tereja
Sabarlah jiwa
akan ku damaikan dengan malam
bersama-MU dalam sunyiku
JaWanis
260915/11:31pm
Nukilan jiwa
Followers
Saling berbagi rasa dalam menitip kata-kata terindah yang 'kita' punya...
zulhijjah
aku masih menanti purnama
malu-malu mengintip
di ufuk timur
cuma sekadar ingin menanyakan
memastikan..
agar ia tak ingkar
menemuiku nanti malam
inilah sajakku, sayang…
sajak seseorang yang terpenjara
dan menyandarkan kehidupannya
pada kenangan.. namun
bukankah selalu ada batas
meski untuk jiwa yang terlalu memendam
sekalipun..?
Nukilan Ibnu Amar
aku masih menanti purnama
malu-malu mengintip
di ufuk timur
cuma sekadar ingin menanyakan
memastikan..
agar ia tak ingkar
menemuiku nanti malam
inilah sajakku, sayang…
sajak seseorang yang terpenjara
dan menyandarkan kehidupannya
pada kenangan.. namun
bukankah selalu ada batas
meski untuk jiwa yang terlalu memendam
sekalipun..?
Nukilan Ibnu Amar
sayang...
ku cuba matikan memoir kita...
namun ianya tetap bertahta...
tak mampu untukku padamkannya..
kerna cinta kita perkasa...
ku rodakan di jemariku..
cincin belah rotan yg masih di simpan..
jari manisku sudah tak padan..
untuk cincin itu ku sarungkan...
namun cincin itu ku kalungkan..
Ku ladungkan menjadi pedamba suratan..
kalungannya terdampar di dadaku..
menjadi perhiasan hati...
cincin belah rotan...
yg menjadi tanda...
suatu waktu dulu kita kan di satukan..
namun bercambah menjadi memoir kenangan...
hampa......
----
Songsang ingatanku..
bila inginku kembali..
berlari di batas2 kenangan..
bertarik talikan ilusi..
tentang memoir memoir yg dah basi...
ingin ku ayak kembali...
mengasingkan memori yg masih berisi..
ku pilih ku tampi menjadi baki...
buat membungakan senyum yg dah lama mati..
ingin ku tanam...
benih2 asmara yg lama ku simpan..
ku siram ku bajai dengan kasih
namun bisakah ia bercambah..
menjadi benih2 cinta semarak suci?
ingin ku halusi..
tentang teki teki kehidupan
dan masa kan menjadi saksi
di antara ketulinan dan kepalsuan.....
-----
Ombak rindu yg menerpa melimpahi kolam
airmataku...tidak terbendung lagi dek benteng
perasaanku...berbukit harapan kian runtuh mendasarkan
kekecewaan dek rasa luluh sebuah cita cita...dedaunan
kaku pabila angin membisu desirnya hampa...semanga
tku pergi umpama pepasir yang berganjak di noda
ombak...aku pasrah....
-------
Aku OK
Aku sentiasa ok...
itulah perempuan....
hati x OK bibirnya OK
itulah perempuan...
ingin berbakti biar semua ok
dunia perempuan semua OK
seperti meniti lirik lagu di karaoke..
nyanyiannya ok walau lirik hidupya x ok
senyum melantun irama bagai semuanya OK
perempuan berkorban agar semua nampak OK
OK... hipokrit pun boleh OK....
perempuan sebati dgn kata...
"saya sentiasa OK"
jarang berkata..
"saya x OK"
kerana itulah perempuan kuat
sentiasa OK....
Nukilan Nur Ain
ku cuba matikan memoir kita...
namun ianya tetap bertahta...
tak mampu untukku padamkannya..
kerna cinta kita perkasa...
ku rodakan di jemariku..
cincin belah rotan yg masih di simpan..
jari manisku sudah tak padan..
untuk cincin itu ku sarungkan...
namun cincin itu ku kalungkan..
Ku ladungkan menjadi pedamba suratan..
kalungannya terdampar di dadaku..
menjadi perhiasan hati...
cincin belah rotan...
yg menjadi tanda...
suatu waktu dulu kita kan di satukan..
namun bercambah menjadi memoir kenangan...
hampa......
----
Songsang ingatanku..
bila inginku kembali..
berlari di batas2 kenangan..
bertarik talikan ilusi..
tentang memoir memoir yg dah basi...
ingin ku ayak kembali...
mengasingkan memori yg masih berisi..
ku pilih ku tampi menjadi baki...
buat membungakan senyum yg dah lama mati..
ingin ku tanam...
benih2 asmara yg lama ku simpan..
ku siram ku bajai dengan kasih
namun bisakah ia bercambah..
menjadi benih2 cinta semarak suci?
ingin ku halusi..
tentang teki teki kehidupan
dan masa kan menjadi saksi
di antara ketulinan dan kepalsuan.....
-----
Ombak rindu yg menerpa melimpahi kolam
airmataku...tidak terbendung lagi dek benteng
perasaanku...berbukit harapan kian runtuh mendasarkan
kekecewaan dek rasa luluh sebuah cita cita...dedaunan
kaku pabila angin membisu desirnya hampa...semanga
tku pergi umpama pepasir yang berganjak di noda
ombak...aku pasrah....
-------
Aku OK
Aku sentiasa ok...
itulah perempuan....
hati x OK bibirnya OK
itulah perempuan...
ingin berbakti biar semua ok
dunia perempuan semua OK
seperti meniti lirik lagu di karaoke..
nyanyiannya ok walau lirik hidupya x ok
senyum melantun irama bagai semuanya OK
perempuan berkorban agar semua nampak OK
OK... hipokrit pun boleh OK....
perempuan sebati dgn kata...
"saya sentiasa OK"
jarang berkata..
"saya x OK"
kerana itulah perempuan kuat
sentiasa OK....
Nukilan Nur Ain
~ Tentang hujan ~
Kolaborasi Larra Dhea & Ibnu Amar
Larra Dhea/
Tentang hujan
adalah kisah kehilangan
di mana ketika dulu
kita tidak pernah merasainya
meskipun kita bukan lagi sebuah cerita
bila rinainya turun mendera jiwa
mendesak hati mengingatinya
dan kembali menjejak kenangan yang ada...
Ibnu Amar/
Malam mula menyentuh permukaan mata kita
Seterusnya fasa total pun bermula
Bagai bulan di langit timur, mula menyentuh bayang penumbra
Duniaku gerhana
Isnin, 14 September 2015
Dinding Rasa, ACP
***
~ Rindu kita ~
Kolaborasi Larra Dhea & Ibnu Amar
Larra Dhea/
Rindu kita masih ada
masih menganggu lena
tika mimpi tidak mampu meraihnya...
Ibnu Amar/
Gagal mencuba
Mencuba namun gagal
Tak pernah kesal
Dan sesal
Kini dia kembali ke asal
Seraut wajah hadir ke dalam kisah
Dari babak ke babak
Cerita dalam hidupnya
Bermula dari akrab pertemuan
Bersilih tawa dan gurauan
Hati tertawan
Kemanjaan
Kedambaan
Kerinduaan
Rabu, 16 September 2015
Dinding Rasa, ACP
&&&&&&
~ Kenangan dan luka ~
Kolaborasi Larra Dhea & Nor Azah Bahrim
Larra Dhea/
Lalu
kukutip kenangan
pada serpihan luka
bukan aku menyesali
apa yang terjadi
barangkali
telah aku maknai rasa ini
sebenarnya mengajak aku kembali
pada hati
dan bukan untuk jatuh cinta lagi...
JaWanis/
Ku nanti
sekian kalinya
biarpon hadir untuk kali ini
cuma memahat kenangan
yang pernah mengusik hati
Aku kau kan selalu berbagi
selagi ada rindu yang meniti
Ahad, 20 September 2015
Dinding Rasa, ACP
-----
Kolaborasi Nor Azah Bahrim, Ibnu Amar & Pendekar Berkuda
JaWanis/
Ku petik
patah patah indah menjadi madah
yang ku garap melodinya
ku satukan dalam cinta
yang kan menuntun rasa
lewat petikan gitarku
untuk mu..
Ibnu Amar/
terukirlah kata demi kata
berselimutkan nota-nota cinta
kurangkai menjadi sebuah bait irama
berlagu indah buatmu di sana
tersenyumlah,
sampai saatnya kau pasti bahagia..
JaWanis/
Bibir ini pasti tersenyum
saat nota nota cintamu
menyinggahi cupingku
kerna ku tahu itu kirimanmu
yang selalu ku nanti dalam diamnya
Pendekar Berkuda/
dan aku bisa mendengarnya
Isnin, 21 Sptember 2015
ACP
Kolaborasi Larra Dhea & Ibnu Amar
Larra Dhea/
Tentang hujan
adalah kisah kehilangan
di mana ketika dulu
kita tidak pernah merasainya
meskipun kita bukan lagi sebuah cerita
bila rinainya turun mendera jiwa
mendesak hati mengingatinya
dan kembali menjejak kenangan yang ada...
Ibnu Amar/
Malam mula menyentuh permukaan mata kita
Seterusnya fasa total pun bermula
Bagai bulan di langit timur, mula menyentuh bayang penumbra
Duniaku gerhana
Isnin, 14 September 2015
Dinding Rasa, ACP
***
~ Rindu kita ~
Kolaborasi Larra Dhea & Ibnu Amar
Larra Dhea/
Rindu kita masih ada
masih menganggu lena
tika mimpi tidak mampu meraihnya...
Ibnu Amar/
Gagal mencuba
Mencuba namun gagal
Tak pernah kesal
Dan sesal
Kini dia kembali ke asal
Seraut wajah hadir ke dalam kisah
Dari babak ke babak
Cerita dalam hidupnya
Bermula dari akrab pertemuan
Bersilih tawa dan gurauan
Hati tertawan
Kemanjaan
Kedambaan
Kerinduaan
Rabu, 16 September 2015
Dinding Rasa, ACP
&&&&&&
~ Kenangan dan luka ~
Kolaborasi Larra Dhea & Nor Azah Bahrim
Larra Dhea/
Lalu
kukutip kenangan
pada serpihan luka
bukan aku menyesali
apa yang terjadi
barangkali
telah aku maknai rasa ini
sebenarnya mengajak aku kembali
pada hati
dan bukan untuk jatuh cinta lagi...
JaWanis/
Ku nanti
sekian kalinya
biarpon hadir untuk kali ini
cuma memahat kenangan
yang pernah mengusik hati
Aku kau kan selalu berbagi
selagi ada rindu yang meniti
Ahad, 20 September 2015
Dinding Rasa, ACP
-----
Kolaborasi Nor Azah Bahrim, Ibnu Amar & Pendekar Berkuda
JaWanis/
Ku petik
patah patah indah menjadi madah
yang ku garap melodinya
ku satukan dalam cinta
yang kan menuntun rasa
lewat petikan gitarku
untuk mu..
Ibnu Amar/
terukirlah kata demi kata
berselimutkan nota-nota cinta
kurangkai menjadi sebuah bait irama
berlagu indah buatmu di sana
tersenyumlah,
sampai saatnya kau pasti bahagia..
JaWanis/
Bibir ini pasti tersenyum
saat nota nota cintamu
menyinggahi cupingku
kerna ku tahu itu kirimanmu
yang selalu ku nanti dalam diamnya
Pendekar Berkuda/
dan aku bisa mendengarnya
Isnin, 21 Sptember 2015
ACP
Hingga pada akhirnya
aku harus puas pada kekalahan
yang tak pernah aku inginkan.
Akankah segala anak rindu
yang tertanam akan bertunas
siapakah yang lebih faham akan takdir
yang selalu berceloteh
pada musim apa kini aku harus bersandar
sementara tiap musim menjauh dengan putaran yang tak lagi pasti?.
Sebuah kehadiran yang entah untuk kesekiankalinya
bahkan jika hanya untuk sekali lagi
memulai sebuah kehadiran
yang tak mungkin dilepaskan.
---
duhai adinda
cinta memang sebuah pekerjaan sederhana
yang tak pernah selesai
dan para penyair tak pernah bosan
berurusan dengannya
untuk menuntaskan hasrat terhadap kata-kata
di sini telah aku temukan warna
yang kucintai sampai mati
sembari mencoretkannya
untuk membuatmu semakin mendekat
dan mengikat pada sebuah hakikat
%%%%%%
ZG, sebelum akad janji
mewangi gerbang suci;
bersedialah untuk setia
toleransi dan saling percaya
sebagai tali yang mengikat hati
antara kita
terukirlah kata demi kata
kurangkai dan terlafaz menjadi doa
teruntuk tenang buatmu di sana.
Doa, kasih merecup bersih
mewarna gebar hayat bersama
dengan helai rambut putih
bergerak lentik jari-jemari
yang lepas diinai
menari bersama sebatang pena
berdendang lagu cinta dan irama asmara
menari dengan penuh kelembutan
di sini sebagai ruang tarian.
Menggemersiklah malam di antara sunyi
kerana ada bisikan tentang gelisahku
aku bermimpi dan dalam mimpiku
kulihat matamu yang mengisi hatiku dengan syurga
aku melayang
dan di langit kulihat matamu yang menjawab
semua kerinduanku padamu.
dan inilah keindahan itu
-------
Serangan rindu yang asyik dan syahdu..
Wanita itu menaip di ruang sesempit blognya
suara merdu penuh syahdu
berkisarkan cinta sepenuhnya
seperti menonton tema yang sama dengan
filem Lagenda Budak Setan
dalam sepi rindu padamu
terlalu banyak serangan rindu yang asyik dan syahdu
Bertalu-talu
Tasbih cinta alunan syahdu
muhasabah cinta Ilahi menulis sebuah catatan
sekarang aku bahkan sering terjaga dari lena
kerana rindu membaca nukilannya
terasa ingin mengintip dirinya
yang lagi asyik bermesraan di blognya
memberikan pengakuan rindu setengah mati
dalam tempat Segitiga merah warnanya
untuk dijadikan serangan balik
bila cemburu sudah meledak nanti
Dengan semilir angin beralun lembut
gemersik syahdu, mendayu dan merayu
agar aku dapat bertahan
di saat hatiku terbanjiri rindu padamu
senyummu terlukis pada bibir menawan
menukik tajam menghindari serangan rindu yang asyik
dan syahdu
Nukilan Ibnu Amar
aku harus puas pada kekalahan
yang tak pernah aku inginkan.
Akankah segala anak rindu
yang tertanam akan bertunas
siapakah yang lebih faham akan takdir
yang selalu berceloteh
pada musim apa kini aku harus bersandar
sementara tiap musim menjauh dengan putaran yang tak lagi pasti?.
Sebuah kehadiran yang entah untuk kesekiankalinya
bahkan jika hanya untuk sekali lagi
memulai sebuah kehadiran
yang tak mungkin dilepaskan.
---
duhai adinda
cinta memang sebuah pekerjaan sederhana
yang tak pernah selesai
dan para penyair tak pernah bosan
berurusan dengannya
untuk menuntaskan hasrat terhadap kata-kata
di sini telah aku temukan warna
yang kucintai sampai mati
sembari mencoretkannya
untuk membuatmu semakin mendekat
dan mengikat pada sebuah hakikat
%%%%%%
ZG, sebelum akad janji
mewangi gerbang suci;
bersedialah untuk setia
toleransi dan saling percaya
sebagai tali yang mengikat hati
antara kita
terukirlah kata demi kata
kurangkai dan terlafaz menjadi doa
teruntuk tenang buatmu di sana.
Doa, kasih merecup bersih
mewarna gebar hayat bersama
dengan helai rambut putih
bergerak lentik jari-jemari
yang lepas diinai
menari bersama sebatang pena
berdendang lagu cinta dan irama asmara
menari dengan penuh kelembutan
di sini sebagai ruang tarian.
Menggemersiklah malam di antara sunyi
kerana ada bisikan tentang gelisahku
aku bermimpi dan dalam mimpiku
kulihat matamu yang mengisi hatiku dengan syurga
aku melayang
dan di langit kulihat matamu yang menjawab
semua kerinduanku padamu.
dan inilah keindahan itu
-------
Serangan rindu yang asyik dan syahdu..
Wanita itu menaip di ruang sesempit blognya
suara merdu penuh syahdu
berkisarkan cinta sepenuhnya
seperti menonton tema yang sama dengan
filem Lagenda Budak Setan
dalam sepi rindu padamu
terlalu banyak serangan rindu yang asyik dan syahdu
Bertalu-talu
Tasbih cinta alunan syahdu
muhasabah cinta Ilahi menulis sebuah catatan
sekarang aku bahkan sering terjaga dari lena
kerana rindu membaca nukilannya
terasa ingin mengintip dirinya
yang lagi asyik bermesraan di blognya
memberikan pengakuan rindu setengah mati
dalam tempat Segitiga merah warnanya
untuk dijadikan serangan balik
bila cemburu sudah meledak nanti
Dengan semilir angin beralun lembut
gemersik syahdu, mendayu dan merayu
agar aku dapat bertahan
di saat hatiku terbanjiri rindu padamu
senyummu terlukis pada bibir menawan
menukik tajam menghindari serangan rindu yang asyik
dan syahdu
Nukilan Ibnu Amar
Bismilahirahmanirahim
Bila ada didepan mata
Tk dihargai
Bila dah tiada mulalah mencari
Tiada guna nak disesali
Semuanya dah tawar hati
Tak mungkin kan kembali lagi
Semua nya berakhir kini
Cukup sudah derita ini
Segalanya dah tak bererti lagi
Yang tinggal hanya igauan ngeri
Biarkan ku pergi membawa hati
Yang dh tak tertanggung ini
Mungkin ini sudah suratan
Atau pun ujian bagiku
Akan ku jalani dengan sabar
aiinina
Bila ada didepan mata
Tk dihargai
Bila dah tiada mulalah mencari
Tiada guna nak disesali
Semuanya dah tawar hati
Tak mungkin kan kembali lagi
Semua nya berakhir kini
Cukup sudah derita ini
Segalanya dah tak bererti lagi
Yang tinggal hanya igauan ngeri
Biarkan ku pergi membawa hati
Yang dh tak tertanggung ini
Mungkin ini sudah suratan
Atau pun ujian bagiku
Akan ku jalani dengan sabar
aiinina
Mungkin sebentar lagi awan bergerak pantas meninggal
kan kenangan kelmarin
Membanjiri sisa air mata di tinggal bersama larut
takungan kelopak
Menatap langit seolah belari laju meninggal kenang itu
Mentari tersenyum dek tersiram nya hujan
Malam menjelma tanpa bintang kelam sungguh terasa
Hembusan angin mendayu mengamit kerinduan yang
tersedia
Begini ada nya alam
Begitu juga rasa kehidupan
Tapi fajar tetap menyingsing
Aku..
Senyum yang sering ku usai untuk mu
Rindu berpaut di tirai maya
Cinta akan hidup andai kalau masa berputar
Walau kau kelangit biru
Terjejak tapak ku menanti.
Nukilan Nuraziyah Abdul Latif
kan kenangan kelmarin
Membanjiri sisa air mata di tinggal bersama larut
takungan kelopak
Menatap langit seolah belari laju meninggal kenang itu
Mentari tersenyum dek tersiram nya hujan
Malam menjelma tanpa bintang kelam sungguh terasa
Hembusan angin mendayu mengamit kerinduan yang
tersedia
Begini ada nya alam
Begitu juga rasa kehidupan
Tapi fajar tetap menyingsing
Aku..
Senyum yang sering ku usai untuk mu
Rindu berpaut di tirai maya
Cinta akan hidup andai kalau masa berputar
Walau kau kelangit biru
Terjejak tapak ku menanti.
Nukilan Nuraziyah Abdul Latif
Andainya takdir menyatukan kita
Antara kasih dan cinta
Mahu ku menjadi permaisuri mu yang terakhir
Andai cinta kita bersatu..
Bersatu nadi gerak dirimu..
Jadikan aku nyawa dirimu...
***
Ku menari bersama alunan ombak..
Mengikuti rentak serentak kasih..
Bersama kita menari dendangan alunan sayu..
Nukilan Mizah Swift
Antara kasih dan cinta
Mahu ku menjadi permaisuri mu yang terakhir
Andai cinta kita bersatu..
Bersatu nadi gerak dirimu..
Jadikan aku nyawa dirimu...
***
Ku menari bersama alunan ombak..
Mengikuti rentak serentak kasih..
Bersama kita menari dendangan alunan sayu..
Nukilan Mizah Swift
GENGGAM RASA TERBUANG..
by:JaWanis @ Nor Azah Bahrim
Semakin jauh..
jarak membina dinding
rasa terpisah
kisah bagai hilang
Siapa bersalah..?
hingga genggam rasa terbuang
Biarlah
andai garap tak memberi harap
rindu kan terus senyap
Usah ada sesal menyelinap
Ceritera kita akhirnya kan lenyap
JB-120915/9:58pm
Nukilan jiwa
***
KERNA SEPI ITU ADALAH RINDU...
Usah ada lelah
biar kadang menemui sepi
dalam kamu mengingini
oleh diamnya lakar tinta
Cinta dan mimpi
di balik tabir tabir mayamu
impi yang selalu menegur lenamu
meninggalkan kenangan tak berhenti
Kerna...
Rindu
adalah selingkar janji
yang kadang menyakiti
tapi bukan makna meninggal pergi
JaWanis
140915/5:01am
Nukilan jiwa
***
HUJUNG RASA
KAN TERUS MENDAKAP INGAT...
by:JaWanis @ Nor Azah Bahrim
Hujung rasa adalah warna
yang tak pernah hilangkan pinta
meski jingganya berubah
tidak naluri yang menyingkap
terus mendakap ingat
Nelusuri ruangan
dalam kenang menyelinap akan
larikkan senyuman tawan
mengocak rindunya awan..
Mentari dan siang
tak kan mengingkari
meski mendung hadirkan dinding
yang menutupi sinarnya pagi
JB
140915/5:22am
Nukilan Jiwa
***
Sore yang hambar..
rasa berlari tak terkejar
entah terbawa ke mana
tiada nokta yang tertinggal
harus berhenti atau meneruskan...
Cuma DIA yang mengerti..
♡JaWanis
159615/6:01pm
by:JaWanis @ Nor Azah Bahrim
Semakin jauh..
jarak membina dinding
rasa terpisah
kisah bagai hilang
Siapa bersalah..?
hingga genggam rasa terbuang
Biarlah
andai garap tak memberi harap
rindu kan terus senyap
Usah ada sesal menyelinap
Ceritera kita akhirnya kan lenyap
JB-120915/9:58pm
Nukilan jiwa
***
KERNA SEPI ITU ADALAH RINDU...
Usah ada lelah
biar kadang menemui sepi
dalam kamu mengingini
oleh diamnya lakar tinta
Cinta dan mimpi
di balik tabir tabir mayamu
impi yang selalu menegur lenamu
meninggalkan kenangan tak berhenti
Kerna...
Rindu
adalah selingkar janji
yang kadang menyakiti
tapi bukan makna meninggal pergi
JaWanis
140915/5:01am
Nukilan jiwa
***
HUJUNG RASA
KAN TERUS MENDAKAP INGAT...
by:JaWanis @ Nor Azah Bahrim
Hujung rasa adalah warna
yang tak pernah hilangkan pinta
meski jingganya berubah
tidak naluri yang menyingkap
terus mendakap ingat
Nelusuri ruangan
dalam kenang menyelinap akan
larikkan senyuman tawan
mengocak rindunya awan..
Mentari dan siang
tak kan mengingkari
meski mendung hadirkan dinding
yang menutupi sinarnya pagi
JB
140915/5:22am
Nukilan Jiwa
***
Sore yang hambar..
rasa berlari tak terkejar
entah terbawa ke mana
tiada nokta yang tertinggal
harus berhenti atau meneruskan...
Cuma DIA yang mengerti..
♡JaWanis
159615/6:01pm
Sepi aku tanpa kamu
menemaniku mendepani hari
kau diam setelah cinta aku beri
andai tiada lagi cinta
ungkapkan saja
aku pasti bisa menerima
dan menjahit luka-luka torehannya.
------
ketika kamu aku tatap
hatiku bergetar
jiwaku menggelepar
menahan cinta yang nanar
aku tahu
kamu umpama bidadari
dan aku umpama seorang petualang sepi
jauhnya kamu untuk ku gapai
umpama jemari
bercita-cita untuk
menggenggam langit.
andai saja di suatu masa
aku bisa menggapai indah cinta
kan ku khabarkan pada jagatraya
akulah yang terpaling bahagia.
Nukilan Pendekar Berkuda
menemaniku mendepani hari
kau diam setelah cinta aku beri
andai tiada lagi cinta
ungkapkan saja
aku pasti bisa menerima
dan menjahit luka-luka torehannya.
------
ketika kamu aku tatap
hatiku bergetar
jiwaku menggelepar
menahan cinta yang nanar
aku tahu
kamu umpama bidadari
dan aku umpama seorang petualang sepi
jauhnya kamu untuk ku gapai
umpama jemari
bercita-cita untuk
menggenggam langit.
andai saja di suatu masa
aku bisa menggapai indah cinta
kan ku khabarkan pada jagatraya
akulah yang terpaling bahagia.
Nukilan Pendekar Berkuda
?C.I.N.T.A
Cara Ia Nusup Tanpa Angin
By:JaWanis@ Nor Azah Bahrim
Cinta
menerjah tak pernah bicara
menetap tak pernah di pinta
melekat tak pernah bertapak
hadir kan terus hadir
Cinta
kadang tidak menjanjikan sebuah pertemuan
tidak juga sebuah ikatan
cukup rasa bahagia itu ada
dan saling memahami
siapapon dia
doa itu kan membuat jiwa terus tabah dan
menyayanginya....
Biarlah..
andai itu takdir
cukup kita memberi
JB-290815/10:25am
Nukilan jiwa
••••••••••••
ANDAI BUKAN LAGI AKU DALAM KENANG
By:JaWanis@ Nor Azah Bahrim
Sayu mendakap rasa
Hiba membalut resah
Mungkinkah
Bukan lagi aku yang bertahta
Cuba melepaskan
Biar sakitnya mencengkam
Andai bukan lagi aku dalam kenang
Kerna rasa membilang
Tidak manis rindu di karang
Andai sayang mulai menghilang
Aku kau bagai kehilangan
Kenangan indah yang di untaian
Sapaan hambar kau hadirkan
Apakah ...
Cuma aku yang merasakan
Tak mengapalah
Ku tak bisa berbuat apa
Kerna rindu seakan bukan milik ku lagi
JB-120815/10:01pm
Nukilan jiwa
•••••••
Biarlah
andai semalam itu telah tertulis
aku kau bukan lagi
ceritera indah yang terlakar
Ku berharap
sisip kemas indah untaian
di benak rasamu tentang kita
kerna sesuai waktu kan ada rindu menyapa
hanya itulah yang tertinggal..
JaWanis-070915/12:32am
Nukilan jiwa
Cara Ia Nusup Tanpa Angin
By:JaWanis@ Nor Azah Bahrim
Cinta
menerjah tak pernah bicara
menetap tak pernah di pinta
melekat tak pernah bertapak
hadir kan terus hadir
Cinta
kadang tidak menjanjikan sebuah pertemuan
tidak juga sebuah ikatan
cukup rasa bahagia itu ada
dan saling memahami
siapapon dia
doa itu kan membuat jiwa terus tabah dan
menyayanginya....
Biarlah..
andai itu takdir
cukup kita memberi
JB-290815/10:25am
Nukilan jiwa
••••••••••••
ANDAI BUKAN LAGI AKU DALAM KENANG
By:JaWanis@ Nor Azah Bahrim
Sayu mendakap rasa
Hiba membalut resah
Mungkinkah
Bukan lagi aku yang bertahta
Cuba melepaskan
Biar sakitnya mencengkam
Andai bukan lagi aku dalam kenang
Kerna rasa membilang
Tidak manis rindu di karang
Andai sayang mulai menghilang
Aku kau bagai kehilangan
Kenangan indah yang di untaian
Sapaan hambar kau hadirkan
Apakah ...
Cuma aku yang merasakan
Tak mengapalah
Ku tak bisa berbuat apa
Kerna rindu seakan bukan milik ku lagi
JB-120815/10:01pm
Nukilan jiwa
•••••••
Biarlah
andai semalam itu telah tertulis
aku kau bukan lagi
ceritera indah yang terlakar
Ku berharap
sisip kemas indah untaian
di benak rasamu tentang kita
kerna sesuai waktu kan ada rindu menyapa
hanya itulah yang tertinggal..
JaWanis-070915/12:32am
Nukilan jiwa
kuraih satu jari kelingkingmu
agar kautak terlepas dariku
lalu kutautkan pada genggaman jariku
merasakan getar nadi dan hangat sebu
walaupun kita duduk menatap malam
di bangku yang berbeda
tapi hati kita berada di bangku yang sama
sebab Sajak mampu melukis rindu
••••••••
rindukan jiwa yang tertawan masa lalu pada sebuah
elegi
mengusir sebuah lamunan pada resah kecewa
dendaman hati
•••••••
Agaknya sampai.. sendu 140kilometer
Dalam 736 saat
Di saat kata tak mampu terungkap langsung
Pada tengahari yang berpendar
Kercerahan
Tidakkah kau dengar celoteh-celoteh hangat
Yang tak pernah selesai
Membicarakan kerinduan
••••••
Kala jiwa-jiwa lepas bebas mengembara
menyusuri kelam di dalam resah
satu demi satu sendu kepiluan yang terlewatkan
memaksa sang perindu merebahkan khayalan
Menangis pilu desahan di kalbu yang terdamba
merasai degup rindu yang tak tertahankan
sebuah hubungan dua hati tercipta
menguasai keberadaan, menggantikan ketiadaan
Dunia hanya menatap penuh sendu kedukaan
bertanya tiada jawab jiwa yang bersandiwara
dan mereka menangis tersedu di dalam sepinya
kesendirian
kala semua itu tiada jua hendak berlalu
Tak ingin lagi kumengatakan bahawa aku teman
deritamu
tak ingin lagi kuceritakan harapan sebuah perjalanan
meski sekadar menghurai satu simpulan cerita
duhai sang perindu, perjalananmu ditakdir berkelok di
hujung persimpangan
••••••••••
Gemerisik angin berlarian di sela daun rimbun
Membawa khabar rindu dalam resah kebimbangan
Menuju taman hati dari si jantung hati
Menggugah jiwa, terdiam sendu dalam renungan
Kemanakah sang arjuna yang telah mendustai
Satu harapan dan kesetiaan janjinya
Tinggalkan si jantung hati dalam sunyi
Tanpa lagi hendak peduli
Tertidurlah ia dalam kesunyian
Sekerat merenda duka harapan
Mengais pedih titisan embun untuk menghilang dahaga
sebuah kecewa
Tanpa pernah peduli lagi pada kasih yang tak kunjung
tiba
Kisah rindumu bergejolak sendu dalam harapan
Rindu bak daun berguguran layu
Tinggalkan sebuah kenangan
Menyimpan sebentuk harap pada sisa madah rindu
dendam
Nukilan Ibnu Amar
agar kautak terlepas dariku
lalu kutautkan pada genggaman jariku
merasakan getar nadi dan hangat sebu
walaupun kita duduk menatap malam
di bangku yang berbeda
tapi hati kita berada di bangku yang sama
sebab Sajak mampu melukis rindu
••••••••
rindukan jiwa yang tertawan masa lalu pada sebuah
elegi
mengusir sebuah lamunan pada resah kecewa
dendaman hati
•••••••
Agaknya sampai.. sendu 140kilometer
Dalam 736 saat
Di saat kata tak mampu terungkap langsung
Pada tengahari yang berpendar
Kercerahan
Tidakkah kau dengar celoteh-celoteh hangat
Yang tak pernah selesai
Membicarakan kerinduan
••••••
Kala jiwa-jiwa lepas bebas mengembara
menyusuri kelam di dalam resah
satu demi satu sendu kepiluan yang terlewatkan
memaksa sang perindu merebahkan khayalan
Menangis pilu desahan di kalbu yang terdamba
merasai degup rindu yang tak tertahankan
sebuah hubungan dua hati tercipta
menguasai keberadaan, menggantikan ketiadaan
Dunia hanya menatap penuh sendu kedukaan
bertanya tiada jawab jiwa yang bersandiwara
dan mereka menangis tersedu di dalam sepinya
kesendirian
kala semua itu tiada jua hendak berlalu
Tak ingin lagi kumengatakan bahawa aku teman
deritamu
tak ingin lagi kuceritakan harapan sebuah perjalanan
meski sekadar menghurai satu simpulan cerita
duhai sang perindu, perjalananmu ditakdir berkelok di
hujung persimpangan
••••••••••
Gemerisik angin berlarian di sela daun rimbun
Membawa khabar rindu dalam resah kebimbangan
Menuju taman hati dari si jantung hati
Menggugah jiwa, terdiam sendu dalam renungan
Kemanakah sang arjuna yang telah mendustai
Satu harapan dan kesetiaan janjinya
Tinggalkan si jantung hati dalam sunyi
Tanpa lagi hendak peduli
Tertidurlah ia dalam kesunyian
Sekerat merenda duka harapan
Mengais pedih titisan embun untuk menghilang dahaga
sebuah kecewa
Tanpa pernah peduli lagi pada kasih yang tak kunjung
tiba
Kisah rindumu bergejolak sendu dalam harapan
Rindu bak daun berguguran layu
Tinggalkan sebuah kenangan
Menyimpan sebentuk harap pada sisa madah rindu
dendam
Nukilan Ibnu Amar
Bagaimanapun aku mencintai kamu
ada cinta yg wajib ku dahulukan darimu
namun aku akan menulis tentang kamu
noktahnya di perkampungan ini
butiran pepasir putih itu cintaku
yg x dapat kau kira
cintaku padamu
dan cintaku pada DIA ku bawa bersama
seri kemboja kan mewangikan cinta kita
hingga ke pusara
dan tika itu
tinggallah duhai kekasih duniaku.
sandiwara yg dulu mereka reka
kan jadi nyata...
bezanya antara kau dan aku
siapa dulu?.....
yg pasti....nisan kita kan bernama....
******
basah bumi dek hujan
basah pipiku dek airmata
rindu seakan membunuh ikrarku
rindu jua semakin meracuni kesetiaanku
hujan semakin membenih dukaku.
di batas batas kecewa
di gelong gelong rasa
memukat lara.....
••••••••
Cinta....
pagi ini ingin ku titip lagi ..kenangan...ingin ku
keluarkan dari ingatan agar tidak memberatkan memory
dan di renung bersama oleh mereka2 yg pernah merasai
kepahitan seperti aku....cebisan ingatan ada waktunya
menggamit sesalan tetapi....ahh...ini semua sudah
ketentuan kita cuma merancang perjalanan namun
tergelincir kerna simpang yg kita temui celaru arah....
........1988,aku dan dia ...bergegas ke hospital besar
Alor Star kerana ingin menemui Rafidah..seorang gadis
kecil yg sedang menunggu hari untuk di jemput kembali
ke tempat asal...Rafidah memegang tanganku sebaik
saja sampai ke katilnya di wad yg telah menjadi
rumahnya..dia merengek manja meminta aku
mendandan rambutnya yg masih berbaki ..begitu nipis
sekali...Ku gagahi menunaikan permintaannya
...rambutnya putus satu demi satu di jejariku...makn
anya rafidah tidak lama.....rafidah menggenggam erat
tanganku...memndang tepat ke mataku...menyapu
airmataku sambil memintaku berjanji...."kakak...jgn
tinggal Abang Adik"...aku cuma mengangguk tanda janji
di ikrar.....ya...Rafidah ..kakak tidak pernah
meninggalkan abangmu....tidak pernah samasekali..apa
yang terjadi bukan tanda mungkir janji kakak
padamu...abangmu masih di hati ...tetap di
hati...semoga roh adik..tenang di sana dan menjadi
penyeri di taman syurga....rupanya adik yg mengadap
Ilahi bukannya abang ...sepertimana cerita cinta kami di
khianati.....
••••••••
Cinta....
....Ingin ku kau ketahui bahawa aku tersenyum....se
nyum puas bila ku mendengar suaramu menyanyikan
lagu kita di angin lalu...suaramu seperti dulu.... pastinya
aku masih ingat..
.....petang itu gerimis...ibumu menemani kita menunggu
bas untuk menghantar aku pulang..ibumu memegang
tanganku x lepas...seakan sayangnya padaku melebihi
kamu..hari itu seakan menyatakan aku kan benar
menjadi milikmu...sebaik saja kita menaikki bas hujan
menjadi lebat dan lagu ini yg di mainkan...ahhh.
...sungguh lara kenangan kita...kau menuding jari ke
arah pantai nun jauh samar2 kelihatan dan memberitahu
padaku..."nanti kita kawen saya bawa awak ke pantai
itu,kita cari siput ..pantai tu banyak selut"aku tunduk
malu..kau tahukan aku pemalu amat di ketika itu
hingakan tidak pernah aku melafazkan kata sayang
buatmu walhal di hatiku... aku teramat
menyayangimu....kau. sendiri akurkan...kau ceritakan
kau selalu mendengar lagu ini sewaktu di universiti
dulu...kau tahu...aku juga sering memainkan lagu ini
dan pantai adalah tempat yg sering aku kunjungi kerana
di hatiku tetap ada kamu....sejak aku di khabarkan
tentang kematianmu pantailah tempat aku membisikkan
segala isihatiku buatmu...deruan ombak yg
menghempas menjadikan aku puas di saat aku terlalu
merinduimu.....
Nukilan Nur Ain
ada cinta yg wajib ku dahulukan darimu
namun aku akan menulis tentang kamu
noktahnya di perkampungan ini
butiran pepasir putih itu cintaku
yg x dapat kau kira
cintaku padamu
dan cintaku pada DIA ku bawa bersama
seri kemboja kan mewangikan cinta kita
hingga ke pusara
dan tika itu
tinggallah duhai kekasih duniaku.
sandiwara yg dulu mereka reka
kan jadi nyata...
bezanya antara kau dan aku
siapa dulu?.....
yg pasti....nisan kita kan bernama....
******
basah bumi dek hujan
basah pipiku dek airmata
rindu seakan membunuh ikrarku
rindu jua semakin meracuni kesetiaanku
hujan semakin membenih dukaku.
di batas batas kecewa
di gelong gelong rasa
memukat lara.....
••••••••
Cinta....
pagi ini ingin ku titip lagi ..kenangan...ingin ku
keluarkan dari ingatan agar tidak memberatkan memory
dan di renung bersama oleh mereka2 yg pernah merasai
kepahitan seperti aku....cebisan ingatan ada waktunya
menggamit sesalan tetapi....ahh...ini semua sudah
ketentuan kita cuma merancang perjalanan namun
tergelincir kerna simpang yg kita temui celaru arah....
........1988,aku dan dia ...bergegas ke hospital besar
Alor Star kerana ingin menemui Rafidah..seorang gadis
kecil yg sedang menunggu hari untuk di jemput kembali
ke tempat asal...Rafidah memegang tanganku sebaik
saja sampai ke katilnya di wad yg telah menjadi
rumahnya..dia merengek manja meminta aku
mendandan rambutnya yg masih berbaki ..begitu nipis
sekali...Ku gagahi menunaikan permintaannya
...rambutnya putus satu demi satu di jejariku...makn
anya rafidah tidak lama.....rafidah menggenggam erat
tanganku...memndang tepat ke mataku...menyapu
airmataku sambil memintaku berjanji...."kakak...jgn
tinggal Abang Adik"...aku cuma mengangguk tanda janji
di ikrar.....ya...Rafidah ..kakak tidak pernah
meninggalkan abangmu....tidak pernah samasekali..apa
yang terjadi bukan tanda mungkir janji kakak
padamu...abangmu masih di hati ...tetap di
hati...semoga roh adik..tenang di sana dan menjadi
penyeri di taman syurga....rupanya adik yg mengadap
Ilahi bukannya abang ...sepertimana cerita cinta kami di
khianati.....
••••••••
Cinta....
....Ingin ku kau ketahui bahawa aku tersenyum....se
nyum puas bila ku mendengar suaramu menyanyikan
lagu kita di angin lalu...suaramu seperti dulu.... pastinya
aku masih ingat..
.....petang itu gerimis...ibumu menemani kita menunggu
bas untuk menghantar aku pulang..ibumu memegang
tanganku x lepas...seakan sayangnya padaku melebihi
kamu..hari itu seakan menyatakan aku kan benar
menjadi milikmu...sebaik saja kita menaikki bas hujan
menjadi lebat dan lagu ini yg di mainkan...ahhh.
...sungguh lara kenangan kita...kau menuding jari ke
arah pantai nun jauh samar2 kelihatan dan memberitahu
padaku..."nanti kita kawen saya bawa awak ke pantai
itu,kita cari siput ..pantai tu banyak selut"aku tunduk
malu..kau tahukan aku pemalu amat di ketika itu
hingakan tidak pernah aku melafazkan kata sayang
buatmu walhal di hatiku... aku teramat
menyayangimu....kau. sendiri akurkan...kau ceritakan
kau selalu mendengar lagu ini sewaktu di universiti
dulu...kau tahu...aku juga sering memainkan lagu ini
dan pantai adalah tempat yg sering aku kunjungi kerana
di hatiku tetap ada kamu....sejak aku di khabarkan
tentang kematianmu pantailah tempat aku membisikkan
segala isihatiku buatmu...deruan ombak yg
menghempas menjadikan aku puas di saat aku terlalu
merinduimu.....
Nukilan Nur Ain
Berjalan mengukir sejarah
Meniti sang waktu dalam lingkar masa
Jauh sebelum kita bertemu..
Takdir telah menggariskan kita hidup dalam satu
waktu..
Persahabatan ini adalah gelang kehidupan
Yang mengikat tangan kita dengan kasih dan sayang..
yang kan menjadi senyum saat kita bersedih
Yang akan menjadi keyakinan saat kita ragu
Persahabatan ini adalah genggaman tangan kita
Takan terjatuh saat kita bersama..
Takan tersesat saat kita beriringan melangkah
Takan takut saat kita saling menguatkan
Wahai sahabat,
bersahabatlah kita sesama
Seperti burung merpati terbang beribu..
Shaputra
Meniti sang waktu dalam lingkar masa
Jauh sebelum kita bertemu..
Takdir telah menggariskan kita hidup dalam satu
waktu..
Persahabatan ini adalah gelang kehidupan
Yang mengikat tangan kita dengan kasih dan sayang..
yang kan menjadi senyum saat kita bersedih
Yang akan menjadi keyakinan saat kita ragu
Persahabatan ini adalah genggaman tangan kita
Takan terjatuh saat kita bersama..
Takan tersesat saat kita beriringan melangkah
Takan takut saat kita saling menguatkan
Wahai sahabat,
bersahabatlah kita sesama
Seperti burung merpati terbang beribu..
Shaputra
Aku dalam delima hidup
Tandus
Mengertilah sayang
Begini ku jalani hidup ini
Sabar sudah mainan ku
Datang lah kau
Walau di dingin malam
Tadah tangan syukur ku
Walau senyum pahit
Sekeliling ku hanya terdengar alunan letrik
Jiwa ini damai bersama dingin malam milik yang Esa.
-----
Bumi basah di kala hadir nya hujan
Cinta abadi mengalir suci
Langkah penuh longlai
Rindu datang dan pergi
Sepi malam menunggu rindu
Pantai berubah menjadi
Seludang laut
Senyum
riak di wajah ku
Begini lah hati ini
Menanti sajadah cinta suci mu
Cinta agung dua hati
Aku lega di malam rindu mu
Aku lah selimut tetangga mu...
Nukilan Nuraziyah Abdul Latif
Tandus
Mengertilah sayang
Begini ku jalani hidup ini
Sabar sudah mainan ku
Datang lah kau
Walau di dingin malam
Tadah tangan syukur ku
Walau senyum pahit
Sekeliling ku hanya terdengar alunan letrik
Jiwa ini damai bersama dingin malam milik yang Esa.
-----
Bumi basah di kala hadir nya hujan
Cinta abadi mengalir suci
Langkah penuh longlai
Rindu datang dan pergi
Sepi malam menunggu rindu
Pantai berubah menjadi
Seludang laut
Senyum
riak di wajah ku
Begini lah hati ini
Menanti sajadah cinta suci mu
Cinta agung dua hati
Aku lega di malam rindu mu
Aku lah selimut tetangga mu...
Nukilan Nuraziyah Abdul Latif
Kolaborasi Nuraziyah Abdul Latif & Larra Dhea
Nuraziyah/
Binar mata ini
Keringat yang halus bak rintik hujan panas
Sesaat terbiar
Teratah segala
Melayang bagai kapas putih di tiup bayu
Tercurah tapi tetap karat
Senyum seketika maksud apa kah ini
Mencari bahagia di sana
Sesaorang pasti tahu
Senyum menyulam rindu.
Larra Dhea/
Senyum menyulam rindu
ada jiwa yang mahu tahu
tentang cerita kita
pastinya
kenangan itu ada
barangkali hanya kita yang mengerti
ketika itu kita pernah menikmati bahagia...
Jumaat, 5 September 2015
ACP
••••••••
Kolaborasi Nur Ain , Larra Dhea & Ibnu Amar
Nur Ain/
basah bumi dek hujan
basah pipiku dek airmata
rindu seakan membunuh ikrarku
rindu jua semakin meracuni kesetiaanku
hujan semakin membenih dukaku.
di batas batas kecewa
di gelong gelong rasa
memukat lara.....
Larra Dhea/
Hujan itu kutatap dengan rasa
bergemericik di setiap titisnya
ada harap
ada impian dalam antara
barangkali banyak kisah
yang terpadam ingatan
menepis jeda dalam cerita
dan hujan itu
masih jua tidak mampu
menerjemahkan perasaan yang ada...
Ibnu Amar/
langit bersedih malam ini
titis air mata menghujan
membasahi dada bumi
bumi pula setia meneman
teman di kala duka
teman di kala suka
Isnin, 7 September 2015
ACP
°°°°°°°°
~ Di lewat waktu yang luka ~
Kolaborasi Larra Dhea, Ibnu Amar & Pendekar Berkuda
Larra Dhea/
Aku masih lagi hidup
terus bertahan
masih mampu tersenyum
meskipun kaukunyah perasaanku
di lewat waktu yang luka
aku tidak mengapa...
Ibnu Amar/
Memang pada awalnya tidak bersua muka
Tapi perasaan
Pertemuan pertama
tidak akan terhenti di situ sahaja.
Pendekar Berkuda/
di lewat waktu luka itu..
kau membina semangat baru...
dan dari hati yang retak seribu...
kau temui sinar baru...
moga bahagia hidup mu...
bersama harapan baru...
Rabu, 9 September 2015
Dinding Rasa, ACP
Nuraziyah/
Binar mata ini
Keringat yang halus bak rintik hujan panas
Sesaat terbiar
Teratah segala
Melayang bagai kapas putih di tiup bayu
Tercurah tapi tetap karat
Senyum seketika maksud apa kah ini
Mencari bahagia di sana
Sesaorang pasti tahu
Senyum menyulam rindu.
Larra Dhea/
Senyum menyulam rindu
ada jiwa yang mahu tahu
tentang cerita kita
pastinya
kenangan itu ada
barangkali hanya kita yang mengerti
ketika itu kita pernah menikmati bahagia...
Jumaat, 5 September 2015
ACP
••••••••
Kolaborasi Nur Ain , Larra Dhea & Ibnu Amar
Nur Ain/
basah bumi dek hujan
basah pipiku dek airmata
rindu seakan membunuh ikrarku
rindu jua semakin meracuni kesetiaanku
hujan semakin membenih dukaku.
di batas batas kecewa
di gelong gelong rasa
memukat lara.....
Larra Dhea/
Hujan itu kutatap dengan rasa
bergemericik di setiap titisnya
ada harap
ada impian dalam antara
barangkali banyak kisah
yang terpadam ingatan
menepis jeda dalam cerita
dan hujan itu
masih jua tidak mampu
menerjemahkan perasaan yang ada...
Ibnu Amar/
langit bersedih malam ini
titis air mata menghujan
membasahi dada bumi
bumi pula setia meneman
teman di kala duka
teman di kala suka
Isnin, 7 September 2015
ACP
°°°°°°°°
~ Di lewat waktu yang luka ~
Kolaborasi Larra Dhea, Ibnu Amar & Pendekar Berkuda
Larra Dhea/
Aku masih lagi hidup
terus bertahan
masih mampu tersenyum
meskipun kaukunyah perasaanku
di lewat waktu yang luka
aku tidak mengapa...
Ibnu Amar/
Memang pada awalnya tidak bersua muka
Tapi perasaan
Pertemuan pertama
tidak akan terhenti di situ sahaja.
Pendekar Berkuda/
di lewat waktu luka itu..
kau membina semangat baru...
dan dari hati yang retak seribu...
kau temui sinar baru...
moga bahagia hidup mu...
bersama harapan baru...
Rabu, 9 September 2015
Dinding Rasa, ACP
Bismilahirahmanirahim
Kesunyian
Dinginnya malam ini
Begitu terasa ditubuhku
Kehangatan semalam
Bagaikan mimpi
Indah dirasa waktu berkasih
Gelora jiwa membelai sukma
Sunyi terasa menyeksa kalbu
Malam kian berlalu pergi
Namun lenaku tiada erti
Hati ku pilu terasa sayu
Termenung aku sendirian
Dijendela merenung rembulan
Didalam kepekatan malam
Hati resah menanggung kerinduan
Hembusan bayu
Bertiup lembut
Menyapa wajahku
Titisan embun
Begitu dingin bak salju
Namun aku masih disini
Meratap hiba dikeheningan
Dinihari yang suram
<aiinuna>
•••••••
Bismilahirahmanirahim
Walau dibibir berkata tidak
Namun dihati tetap terasa
Tersentuh terasa terhiris hati
Bila bicara menyentuh sanubari
Hiba dan gundah silih berganti
Terpahat dihati menyelubungi jiwa
Nak diluah bibir terkunci
Andai terluah takut tarasa hati
Dan akhirnya terpendam
Segalanya menjadi diam
Semuanya tersimpan
Dilubuk hati yang paling dalam
Akan kugubah puisi syahdu
Sebagai penawar lara dihati
Akan kusingkap rahsia hati
Bersama pena tintaku berilusinasi
<aiinina>
Kesunyian
Dinginnya malam ini
Begitu terasa ditubuhku
Kehangatan semalam
Bagaikan mimpi
Indah dirasa waktu berkasih
Gelora jiwa membelai sukma
Sunyi terasa menyeksa kalbu
Malam kian berlalu pergi
Namun lenaku tiada erti
Hati ku pilu terasa sayu
Termenung aku sendirian
Dijendela merenung rembulan
Didalam kepekatan malam
Hati resah menanggung kerinduan
Hembusan bayu
Bertiup lembut
Menyapa wajahku
Titisan embun
Begitu dingin bak salju
Namun aku masih disini
Meratap hiba dikeheningan
Dinihari yang suram
<aiinuna>
•••••••
Bismilahirahmanirahim
Walau dibibir berkata tidak
Namun dihati tetap terasa
Tersentuh terasa terhiris hati
Bila bicara menyentuh sanubari
Hiba dan gundah silih berganti
Terpahat dihati menyelubungi jiwa
Nak diluah bibir terkunci
Andai terluah takut tarasa hati
Dan akhirnya terpendam
Segalanya menjadi diam
Semuanya tersimpan
Dilubuk hati yang paling dalam
Akan kugubah puisi syahdu
Sebagai penawar lara dihati
Akan kusingkap rahsia hati
Bersama pena tintaku berilusinasi
<aiinina>
Entah lama mana telah dia kenal
Perempuan sederhana bersorot mata teduh.
"Jadilah perempuanku dan bakal ibu untuk anak-anakku,” kata lelaki itu perlahan pada sebuah senja yang basah oleh gerimis. Pada keteduhan matanya ia menangkap kepastian dan keyakinan. Perempuan itu menggigit bibir. Mereka berdua sesungguhnya sangat dekat, tapi berjarak.
•••••••
Di bawah salah satu sisi langit
Aku menatap sebuah kejauhan
Antara terang bulan dan lampu taman
Rindu barangkali
Rindu berjalan beriringan di kota
Kota nan indah dengan neon gemerlapan
November bukan sekadar tercatat di kalendar
Ia catatan yang aku tanda pada angka yang disebut
tarikh
Berharap satu keajaiban akan berlaku padaku
Membawa sendu dari hati
Sendu 140 kilometer
•••••••
Udara yang diam begitu indah
menghadirkan bola matahari dengan kemuning sinarnya
aku teringat kamu terpuruk di sudut kamar
menyanyi tanpa kata-kata
rinduku menyulam pintalan doa
tanpa lelah… untuk pagimu yang indah
Kemarilah.. kuajak kau menuang kopi
yang menghangatkan pagi
hngga akhirnya kita tuntaskan dahaga
pada kuncup-kuncup bahagia
menunggu di akhir waktu yang tetap saja bisu
Nukilan Ibnu Amar
Perempuan sederhana bersorot mata teduh.
"Jadilah perempuanku dan bakal ibu untuk anak-anakku,” kata lelaki itu perlahan pada sebuah senja yang basah oleh gerimis. Pada keteduhan matanya ia menangkap kepastian dan keyakinan. Perempuan itu menggigit bibir. Mereka berdua sesungguhnya sangat dekat, tapi berjarak.
•••••••
Di bawah salah satu sisi langit
Aku menatap sebuah kejauhan
Antara terang bulan dan lampu taman
Rindu barangkali
Rindu berjalan beriringan di kota
Kota nan indah dengan neon gemerlapan
November bukan sekadar tercatat di kalendar
Ia catatan yang aku tanda pada angka yang disebut
tarikh
Berharap satu keajaiban akan berlaku padaku
Membawa sendu dari hati
Sendu 140 kilometer
•••••••
Udara yang diam begitu indah
menghadirkan bola matahari dengan kemuning sinarnya
aku teringat kamu terpuruk di sudut kamar
menyanyi tanpa kata-kata
rinduku menyulam pintalan doa
tanpa lelah… untuk pagimu yang indah
Kemarilah.. kuajak kau menuang kopi
yang menghangatkan pagi
hngga akhirnya kita tuntaskan dahaga
pada kuncup-kuncup bahagia
menunggu di akhir waktu yang tetap saja bisu
Nukilan Ibnu Amar
INDAH ..
HANYA AKU DAN KAU MENGERTI
Salam dini
hujung malam berakhir
dalam dakap dinginNYA
embun tak lagi surut
masih menetes di perabungan
rerumput terhampar segar
basah oleh siramnya
hati tersentuh rasa namun indah
sembunyi bersama sunyiNYA
Itulah
Jauh menghilang
bukan menggenggam
dekat di sisi bukan pergi
adamu adaku tetapnya di hati
Indah...
hanya aku dan kau
mengerti apa yang tersembunyi
dalam heningnya pagi
senyuman kan terus indah meniti
JaWanis-08095/4:18am
Nukilan jiwa
••••••••
Dari jauh ku nanti
Adamu tiadaku
Tiadaku kamu ada
Biarlah
Titip mata mengirim pesan
Cuma kamu yang faham..
Renung mata sayukah ia
Biarlah...
Bibir merah tetap punya senyuman
Biar bagaimana rasa itu menular
Pada sarap yang kau tinggalkan..
JaWanis-070815/9:29pm
Nukilan jiwa
HANYA AKU DAN KAU MENGERTI
Salam dini
hujung malam berakhir
dalam dakap dinginNYA
embun tak lagi surut
masih menetes di perabungan
rerumput terhampar segar
basah oleh siramnya
hati tersentuh rasa namun indah
sembunyi bersama sunyiNYA
Itulah
Jauh menghilang
bukan menggenggam
dekat di sisi bukan pergi
adamu adaku tetapnya di hati
Indah...
hanya aku dan kau
mengerti apa yang tersembunyi
dalam heningnya pagi
senyuman kan terus indah meniti
JaWanis-08095/4:18am
Nukilan jiwa
••••••••
Dari jauh ku nanti
Adamu tiadaku
Tiadaku kamu ada
Biarlah
Titip mata mengirim pesan
Cuma kamu yang faham..
Renung mata sayukah ia
Biarlah...
Bibir merah tetap punya senyuman
Biar bagaimana rasa itu menular
Pada sarap yang kau tinggalkan..
JaWanis-070815/9:29pm
Nukilan jiwa
BINTANG MALAM
Ku dakap bayang mu
Dalam asmara kasih
Merasuk ke jiwa
Yang semakin resah
Di buai kasmaran gelita
Cahaya bagai di hujung mata
Berkedip tiada terkata
Maya kala hadir senja
Semerbak rindu gelora
Gejolak selusuri dingin
Membeku bintang malam
Rahsia genggam rahsia
Bersemayam di paku hati
Kekal benam cinta
Selaras kau dan aku
?Khayla Layla?
Ku dakap bayang mu
Dalam asmara kasih
Merasuk ke jiwa
Yang semakin resah
Di buai kasmaran gelita
Cahaya bagai di hujung mata
Berkedip tiada terkata
Maya kala hadir senja
Semerbak rindu gelora
Gejolak selusuri dingin
Membeku bintang malam
Rahsia genggam rahsia
Bersemayam di paku hati
Kekal benam cinta
Selaras kau dan aku
?Khayla Layla?
Kolaborasi Nor Azah Bahrim & Zie Omar
JaWanis/
Biar aku berlalu
Andai bukan aku dalam kenang
Usah cari lagi aku
Andai waktu mu tak memberi ruang
Zie Omar/
Antara ruang waktu
aku tidak mampu..
JaWanis/
Kerna itu
Kan ada rindu dan pilu...
Zie Omar/
Rindu menjadi pilu...
Berirama merdu dalam hatiku...
Beginilah aku...
JaWanis/
Bicara terkurung
Melodi di dodoi tak selari
Larik meniti entah ke mana
Begitulah aku...
Jumaat, 11 September 2015
ACP
JaWanis/
Biar aku berlalu
Andai bukan aku dalam kenang
Usah cari lagi aku
Andai waktu mu tak memberi ruang
Zie Omar/
Antara ruang waktu
aku tidak mampu..
JaWanis/
Kerna itu
Kan ada rindu dan pilu...
Zie Omar/
Rindu menjadi pilu...
Berirama merdu dalam hatiku...
Beginilah aku...
JaWanis/
Bicara terkurung
Melodi di dodoi tak selari
Larik meniti entah ke mana
Begitulah aku...
Jumaat, 11 September 2015
ACP
Subscribe to:
Posts (Atom)